Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Rabu, 01 Agustus 2018

Nagih Sidang Skripsi

Pernah dengarkah teman-teman mengenai sidang skripsi? 
Sidang skripsi semata-mata seperti sidang umumnya yang terdapat seorang hakim, jaksa, saksi, dan kawan-kawannya. Si Penyidang banyak memberi pertanyaan ke orang yang disidang dengan tujuan utama tentu "ingin mengetahui" suatu hal. Bila dibayangi proses sidang yang dilakukan memang terdengar seram, penuh pertanyaan, penuh tekanan, penuh materi, dan butuh kesanggupan. Karena hal itulah yang membuat sidang skripsi seolah serupa seperti sidang umumnya.

Perbedaannya, sidang skripsi enggak ada seorang hakim, jaksa, saksi dan kawan-kawannya. Hanya terdapat 3 orang penguji atau bahkan bisa lebih. Tujuan penguji menyidang si orang yang melakukan skripsi ialah untuk mencari tahu apakah skripsi yang dibuatnya benar skripsi dari si orang itu atau bukan. Karena skripsi itu tugas akhir dari kampus, dan tugas terakhir untuk orang yang ingin mendapat ijasah kelulusan harus menyerahkan hasil dari yang dipelajarinya kepada universitas atau kampusnya. Kurang lebih begitu mungkin yaa?

Untuk pertama kalinya, gue merasa benar dibuat nagih untuk sidang skripsi. Kalian mau tahu kenapa?

Oke, gue mulai ceritanya. Huehehe



Tepat tanggal 29 Juni kemarin gue habis melakukan sidang skripsi pada siang hari. Sebelum hari sidang gue sempat ditakuti oleh banyak mahasiswa karena katanya kalau sidang di siang hari itu mood para penguji sedang berada di batas buruk karena pikiran halu mengantuk seusai makan siang, sementara sidang gue dilakukan setelah pukul satu siang. Ada pula yang bilang kalau biasanya di sidang setelah minggu-minggu lebaran akan banyak anak-anak yang tidak di luluskan, entah mengapa. Semua omong kosong itu benar berhasil buat gue jadi semakin merinding disco. Rasanya enggak mau sidang, pingin skip hari tanggal sidang. Serius!

H-1 dan di hari H, gue benar tegang seribu maut. Gue lebih banyak diam, belajar juga sebentar-sebentar karena berusaha untuk tidak memenuhi kapasitas memori di otak. Tidur secukupnya tapi justru malah tidur kepagian dan bangun lebih pagi karena dilanda stress pikiran. Semuanya amat kacau untuk hari sidang esok. 

Di dalam ruangan sidang sembari menunggu ketiga dosen yang amat lama sekali datangnya, gue hanya bisa duduk kaku sembari menghafal materi yang akan dibahas. Memahami sedetail-detailnya hingga akhirnya dosen pertama datang, beliau adalah mantan dosen pembimbing kkp dulu. Beliau memang suka mengakrabkan diri

"Panas banget ya diluar" ucap beliau basa-basi

Gue diam, melongo kaget, "Iya pak" Pikir gue ingin banyak bicara ke beliau, tapi gue harus tetap waspada sama dosen penguji karena kalau salah bicara, bisa-bisa jadi dampak buruk kemana-mana. Dan gue selalu menghindari hal itu. Demi!

Dosen kedua datang dan duduk di bangku yang sudah disediakan. Dosen yang datang terakhir adalah dosen pembimbing, beliau langsung membuka suara. Gue langsung berdiri mengambil posisi untuk siap melakukan presentasi. Slide demi slide gue baca dengan singkat padat jelas supaya tidak terulur waktu lama daripada diberhentikan sebelum selesai. Dan munculah pada sesi pertanyaan.

Gue enggak bisa menjawab pertanyaan pertama, tapi tetap gue jawab sesuai kemampuan walaupun dengan jawaban semenurut pikiran. Gue berusaha untuk tidak menjawab dengan "tidak tahu" karena gue menunjukkan kalau memang ini skripsian murni hasil jerih payah. Bukan plagiat. Karena motto itulah gue jadi semangat percaya diri untuk ikut serta maju sidang. 

Beliau bertanya lagi, "Skripsi kamu ini lanjutan dari seminar kan?" Dan terus menerus mengulang pertanyaan tersebut. Inilah masalahnya, proses skripsi gue amat menyedihkan karena tidak bisa melanjut dari seminar lalu. Peraturannya memang skripsi harus dilanjutkan dari seminar, sementara gue tidak. Gue diam. Ingin berbohong tapi takut, ingin jujur tapi takut berucap. 

Gue tengok sedikit mengarah dosen pembimbing, terlihat bahasa isyarat kalau beliau meminta gue untuk menjawab "iya" yang mengartikan kalau skripsi ini adalah lanjutan dari seminar yang lalu. "I..iya" gue jawab dengan terbata. 

Pertanyaan selanjutnya masih dengan penguji yang sama. Ini amat menjengkelkan karena gue takut lagi-lagi tidak bisa menjawab. Kali ini beliau berucap, bukan sebuah pertanyaan

"Ini nih kita sharing aja nih, menurut kamu, nana, hal-hal yang sudah dilakukan oleh komunitas ini sudah maksimal atau belum?" Begitu kilasannya. Gue berfikir sejenak, merenung, lalu menjawab 

"Belum pak"

"Kenapa?" Sudah gue duga beliau akan mengulik jawaban gue lebih dalam.

"Karena masih banyak yang bisa dilakukan, bukan cuma sebuah event atau edukasi dalam media saja, contohnya bisa lebih diperkecil yaitu memberikan informasi lebih mendalam ke kalangan yang lebih dipersempit. Contohlah pengadaan seminar ke anak sekolah dengan kategori sd, smp, tapi dengan informasi yang berbeda beda" Kurang lebih nya begitu. Beliau manggut-manggut. Gue merasa inilah kepuasan yang hakiki. 

Tidak hanya manggut, beliau bertanya lagi, gue lelah. Jatuhnya pembicaraan ini bukan semata-mata sidang, lebih ke pengenalan pembahasan skripsi lebih mendalam kepada dua orang penguji. Jatuhnya seperti memuaskan hasrat penasaran dari dua penguji tentang pembahasan skripsian. 

***

Hingga sidang berakhir, sampailah ke tahap final. DImana gue akan dinyatakan lulus atau tidak. Sidang gue berjalan cukup lama, sekitar satu setengah jam. Biasanya teman-teman hanya sekitar satu jam, sampai-sampai gue benar dibuat lapar gara-gara sidang. Perut gue keroncongan. Bapak penguji pertama pun membuka suara

"Nana... mengenai sidang kamu kali ini... Dari jawaban yang kamu berikan memang kurang memuaskan. Kami berikan kamu dua pilihan. Ingin lulus sekarang tapi dengan nilai yang amat terpaksa, atau mengulang di semester selanjutnya dan berusaha untuk memperbaiki skripsi kamu menjadi lebih bagus lagi" Begitu katanya

"Masa mengulang pak?" Tanya gue pasrah terbata-bata

"Iyaaa. Mau gimana lagi? Jawaban yang kamu berikan kurang memuaskan kok" Bantahnya.

"Yah paling kalau mau sekedar lulus nilainya D ya?" Sodor dosen pembimbing.

"Wah? D mana ada pak?" Lanjut penguji kedua buka suara. Mereka tertawa pelan.

Gue diam, gue berfikir kalau tidak ada nilai D dalam kelulusan lalu mengapa dosen gue sendiri membuat guyonan dengan memberi nilai D pada sidang gue? Ah ini semua amat tidak masuk akal. Gue merasa gue akan masuk ke jebakan batman. Oke fine. Karena sidang gue sudah berjalan amat lama, perut sudah amat keroncongan, teman-teman didepan ruangan sudah lama menunggu, anak yang akan sidang selanjutnya juga sudah menunggu kelasnya, gue terpaksa harus segera menangis untuk menyudahi ini semua. 

Penguji satu melanjut, "Jadi gimana nana? Mau dilanjut atau mengulang"

Karena kekuatan tegang yang amat parah, ditambah mental gue buat secupu mungkin, gue menggumam untuk segera menangis. Gue tahu menangis adalah salah satu cara jitu supaya sidang ini berakhir.

"Dilanjut pak" 

"Yakin kamu? Dengan nilai yang pas-pas an?" Gue tahu akan selalu banyak pertanyaan terus-menerus, kalau selalu gue jawab, akan lanjut pertanyaan selanjutnya, selalu begitu, tidak akan berakhir. Gue memilih untuk diam dan menunduk menangis. Gue sadari mereka bergumum untuk menyudahi jebakan batman ini. 

"Oke kalau begitu kamu dilanjut dengan nilai pas-pas an, bisa dilihat dengan dosen pembimbing" Lalu kedua penguji itu keluar, dan gue melihat hasilnya ternyata mendapat nilai "A"

Apakah ini? Ini benarrr jebakan batman. Gue bersyukur karena pada hari ini air mata bisa berkompromi untuk bekerja sama. Karena gue tahu bila kondisinya gue tidak menangis atau tidak menunjukkan kesedihan, jebakan batman ini akan berjalan semakin lama, bisa-bisa dua jam waktu sidang gue berjalan. Sungguh buruk bukan?

Gue benar dibuat nagih akan sidang daripada proses pengerjaan skripsi. Sidang bagai menjalin hubungan dengan para dosen-dosen. Ahh enggak seram seperti yang dibayangkan tuh hehehe


Dosen pembimbing juga menjadi satu alasan mengapa gue ingin ikut dalam sidang pertama, tadinya tidak ingin gue luluskan karena dilanda kacau balau proses pengerjaan. Tapi beliau menjadi salah satu alasan mengapa gue kekeuh untuk segera lulus. Huehehe


Ini dia kawan yang satu didikan dosen pembimbing, sewaktu sidang kelasnya berdampingan di jam dan hari yang sama. Ah bagai jodoh bukan? Heheee



Akhirnya lulus dan akhirnya buku skripsi sudah jadi. Pelajaran dari skripsi ini cukup rumit, perjuangan dengan niat memang akan membuahkan hasil yang besar daripada perjuangan dengan tanpa niat atau sedikit niat. Proses niat jauh lebih dibutuhkan memang. Untuk kisah sedih selama proses skripsi akan gue ceritakan di cerita selanjutnya, menyusul yaa? Gue benar melupakan cerita sedihnya, itu semua bagai mimpi buruk skripsi. And finally, mimpi buruk skripsi akhirnya selesai. Yeay! I'm ready to the next level!!!

31 komentar:

  1. Congraduation! Jadi inget 6 tahun lalu sidang sampe debat sama penguji btw welcome to the jungle😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hueheee thankyouuu mbak sandra! Wah sudah lama yaaa. Yeay junglee /:D/

      Hapus
  2. hahaha, ada dua blogger yang ane kunjungi wisuda. termasuk mbak nana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sepertinya banyak anak yang lulus di tahun ini yaa? Hmmm lapangan pekerjaan harus dibuka selebar lebar merpati :p

      Hapus
  3. Haha...gua sidang skripsi santai aja, dan bercanda sama penguji hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya seharusnya begitu. Tapi gara-gara mulut-mulut jahat jadinya enggak bisa ngerasain santai-santai di pantayyy

      Hapus
  4. Beberapa dosen penguji ini emang suka ngasih pertanyaan menjebak dan cenderung ngerjain gitu, ya? Udah kayak wawancara kerja juga tuh. Buat melihat mental seseorang kayaknya deh. Wahaha.

    Selamat, Na~ Reresahan yang pernah ditulis soal skripsi di tulisan blog ini yang awalnya pahit pun akhirnya bisa berbuah manis. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuppp bisa jadi pelajaran :D
      Iya yaahhh? Huehehe akhirnyaaa, thankyouuu yoga!

      Hapus
  5. Aku kuliah nggak sampai selesai, jadi gak ngalami sendiri seperti apà serunya sidang skripsi. Tapi baca tulisan ini, aku jadi sedikit mengerti bagaimana rasanya. Selamat buat mba Williana sudah melewati itu. :)

    BalasHapus
  6. Wah kalo saya masih lama, soalnya baru masuk tahun ini. Selamat ya, semoga sukses ya...!!!

    BalasHapus
  7. very good story but not really understand..

    BTW ...thanks for sharing

    BalasHapus
  8. waaah kampusnya deket sama kantorku. congraduation yaa! selamat menikmati sidang-sidang lanjutan dengan user dan hrd perusahaan 🙌🏻🙌🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh ciledug yaaa hehe. Waduhhh? Wkwkwk semoga good luck for meee :]]]

      Hapus
  9. Selamat mbak nana :D
    Dulu aku sidang skripsi jam 3 sore. Tapi dosen pengujinya masih tetep semangaat dan fokus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha masih seperti awal bangun tidur yaa, siap siaga :p

      Hapus
  10. Loh kok bisa nggak ada semhas, mbak? Enak banget bisa milih wkwk
    Selamat sudah dapat gelar baru dan menyelesaikan tanggungan! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semhas itu apa mbak? Saya taunya sempro. Atau mungkin keduanya sama aja ya mbak? hahaha. Wah terimakasih mbae :D

      Hapus
    2. Semhas itu seminar hasil mb, hasil pembahasan dipresentasikan gitu. Ini lagi ondewey kesana aing wkwk doaken mb Willi ehe

      Anw, sudah saya follow back yaah salam kenal :)

      Hapus
  11. Saya gagal fokus sama mbanya yang cantik. Mungkin seperti itu kali ya, ketika penguasaan materi tapi digagal fokuskan oleh rasa takut, kalo yang mentalnya kurang kuat sidang skripsi bisa jadi sebuah hal yang bikin stres. Congratulation!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminn cantik luar batin hahahaha. Iya mungkin mas, justru rasa takut malah jadi pemicu yang buat stress di hari H saat penyidangan. Seharusnya tak perlu terlalu dikhawatirkan memang ya. Ya mas asep terimakasih! :)

      Hapus
  12. Semoga nyusul dua tahun lagi, cerita-cerita seperti ini bisa jadi pelajaran buat saya ketika nanti sidang skripsi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaaatttt!!! Asal rajin pasti kelakon dua tahun lagi lulusss. Yeaayy

      Hapus
  13. Wanjayyy kerenn mba nana, selamat ya atas kelulusannya... Wahh ini bisa jadi pengalaman buat ku 2 taun atau 1 taun setengahdah lagi semogaaa sidang juga, baru menginjak semester 5 semoga lancar lancar aja kedepannya..

    Wahhh yang ngumumin lulus atau tidaknya itu deg deg an banget yaa hha, saya keringetan bacanya :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe aminnn tetap waspada dan hati-hati dalam proses sidangnya yaaa bawa saja dalam doa dan belajar! Semangaattt! :D

      Wkwkwkwk apalagi sayaaa hahahaha tapi itu semua asliii seru momen lahhh :v

      Hapus
  14. Gw jadi inget dulu ujian skripsi, terus dosen bilang:

    'Kamu ngulang yah?'

    'Kok ngulang sih pak?'

    'Karna skripsi kamu belum kami anggep lulus'

    'Emang bapak mau bimbing saya lagi?'

    'Kalo memang itu harus ya gak papa'

    'Nah, masalahnya saya udah males bimbingan sama bapak'


    Hahahaha

    Lu gak boleh jawab kaya gitu kalo gak punya muka tembok dan mental baja kaya gue.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anjirrr hahahaha kata dosennya "Disitu gue jadi ngerasa dosen yang enggak dibutuhin". Beda konteksnya kalau digituin, gue mauuuu karena dosen pembimbing gue terlalu baik sihhh kan gue jadi enakkk huehehe. Gue ajak bimbingan revisian, dospem gue malah enggak mau, malah dia yang udah males. Sial jadinya -.-

      Hapus
  15. I feel you terorerorett wkwkwkkwwkwkkwkw. Sosoan santai aja karena nama urutan ke empat di jadwal. Lah kok waktu dosennya udah nyampe semua nama saya dipanggil duluan :) kan langsung mules.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha pikiran langsung melayang layang kemana mana ya kan tuuhhh duh duh duh

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts