kejadian ini udah lama, sangat lama sampai-sampai aku rindu untuk mengingatnya lagi. mengingat kejadiannya lagi bagai membuat nafasku kembali bernafas. seakan aku kembali hidup pada masa-masa dimana saat itu kau memanggil namaku dengan jeritan lengking agar terdengar di gendang kupingku yang amat jauh, sehingga suara lengkinganmu itu membuatku menoleh untuk melihat mana seseorang disana. hari itu disekolah aku tak melihatmu, tapi keesokannya, kau memanggil namaku lagi, kau menyebut namaku saat kita berpapasan di warung depan sekolah. hingga akhir-akhir itu, hari-hari kita lalui bersama. kau membawaku ke suatu tempat yang amat asri. tempat itu sejuk untuk kita berdua duduk berdampingan. hanya menatapi pemandangan sambil sesekali ku menatapimu. lucu. kita berbincang amat lucu seolah memang kita sedang saling jatuh hati. mungkin aku tertarik padamu saat itu, tapi aku belum bisa merasakan cinta utuh padamu.
setiap sepulang sekolahku, kau selalu ingin menjemputku. kau selalu ingin kita bertemu sepulang sekolah, seakan kau bagai pangeran yang harus untuk menghampiri putri untuk kembali ke singgasananya. tidak. tapi ini bukan soal pangeran dan putri. tapi ini soal kau yang sungguh teramat baik, berkorban untukku selalu kau lakukan, mau badai hujan pun tak kau tanggapi. hanya aku yang kau ingat saat itu. ah, dia ada ada saja saat itu. maklum. rayuan gombal di awal memang selalu terkesan manis walaupun berlebihan. tapi dia selalu mengganggu waktuku, dia berkata selalu ingin berada di dekatku. sungguh, hal itu membuatku terganggu. membuatku muak. yang seharusnya aku memiliki waktuku, tapi kini ada orang lain yang mengganggu. ya, dia orangnya.
hujan turun amat deras sore itu. akhir-akhir ini aku selalu bersamanya, hampir setiap sore hingga malam. ku menyuruhnya untuk meneduh dulu dirumahku. bersama kita duduk berdampingan lagi di teras rumah, memandangi rintikan hujan diluar sana yang turun amat derasnya. saat itu kau berkata bahwa kau menyayangi, menyukai, dan mencintaiku. memang, laki-laki kan mulutnya buas. segampang itu dia bisa bilang tapi wujud perbuatan aslinya ya aku tak tahu. dia menyatakan isi hatinya. aku bisu. aku diam. karena disisi lain ada orang lain yang telah menjalin hubungan denganku. ya, dia bagaikan orang ketiga yang mengganggu hubunganku. tapi pada akhirnya, hubunganku dengan kekasih lamaku kandas juga. mengapa? karena bilamana fakta berkata, seseorang yang selalu ada, akan kalah dengan seseorang yang jauh disana. begitulah ceritanya. dia selalu ada untukku. saat itu.
hujan turun amat deras sore itu. akhir-akhir ini aku selalu bersamanya, hampir setiap sore hingga malam. ku menyuruhnya untuk meneduh dulu dirumahku. bersama kita duduk berdampingan lagi di teras rumah, memandangi rintikan hujan diluar sana yang turun amat derasnya. saat itu kau berkata bahwa kau menyayangi, menyukai, dan mencintaiku. memang, laki-laki kan mulutnya buas. segampang itu dia bisa bilang tapi wujud perbuatan aslinya ya aku tak tahu. dia menyatakan isi hatinya. aku bisu. aku diam. karena disisi lain ada orang lain yang telah menjalin hubungan denganku. ya, dia bagaikan orang ketiga yang mengganggu hubunganku. tapi pada akhirnya, hubunganku dengan kekasih lamaku kandas juga. mengapa? karena bilamana fakta berkata, seseorang yang selalu ada, akan kalah dengan seseorang yang jauh disana. begitulah ceritanya. dia selalu ada untukku. saat itu.
***
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan kita menjalani hubungan bersama. hingga akhirnya aku sadar, seseorang yang dulu selalu mengganggu waktuku, seseorang yang dulu mengejar hatiku dengan teramat dalam, kini, aku benar-benar memiliki hati untuknya. aku benar-benar sayang padanya. entah mengapa, aku menyayanginya tulus dengan hati hingga aku buta akan kekurangannya. apa adanya sungguh ku cinta. hari demi hari kami lalui bersama, kau mengetahui kabarku dan begitupun aku tahu kabarmu. walau terkadang kau menunjukkan sikap cuek mu itu yang benar membuatku kesal, tapi disisi lain entah sisi apa aku benar bisa sabar menghadapimu. semakin lama, semakin lama benar aku merasa semakin bodoh. bodoh karena benar-benar bisa jatuh hati hingga menangis karenamu. karena sikapmu yang kian lama membuatku kesal. membuatku selalu mencarimu dan membuatku merasa seakan aku ini tak penting bagimu.
hidup itu seperti roda berputar. jadinya kebalik gini. tapi aku merasa paling bodoh karena aku masih saja bisa cinta padamu dalam waktu yang lama. bisa saja aku mengakhiri hubungan kita sewaktu-waktu, tapi aku tak sanggup. aku takut akhir dari kita. aku takut kenangan saat kita bersama tiba-tiba pergi begitu saja. aku takut kau benar melupakan dan tidak mengingatku lagi. aku hanya takut, aku takut akan rindunya masa-masa kita. masa-masa awal jadian yang amat manis. hingga berjalannya waktu. masa-masa disaat kita saling rindu, masa-masa dimana saat itu kau mengkhawatirkanku. aku masih memikirkan itu semua. hingga satu hal yang masih kuingat dari kita, kalau dulu kita pernah membuat roti bakar yang sedikit gosong, tapi lucu, gosongnya itu bagaikan hati kita. gosong yang memaknakan kematangan hati kita. hati kita yang sudah paten menjadi satu hingga gosong khasiatnya.
tapi hari-hari seiring berjalannya waktu sikapmu semakin berubah. awalnya aku biasa aja, aku selalu berprasangka baik terhadap sikapmu yang kelihatannya kau tak menganggapku ada disini. ingat, aku selalu berprasangka baik disini. saat itu minggu-minggu lebaran idul fitri akan tiba. kita saling berada di kejauhan satu sama lain. kau berada di jakarta dan aku pergi ke kampung halaman untuk merayakan pesta lebaran. di jarak kita yang teramat jauh ini, sungguh aku tak memiliki rasa khawatir sedikitpun padamu. aku sungguh percaya kalau dengan keadaan kita yang berjauhan ini, kita akan tetap baik-baik saja. tapi nyatanya tidak...
kebetulan sekali, saat itu hari ulang tahunku berdekatan dengan hari idul fitri. teng jam 12 malam hari itu adalah hari ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun. ya, sweet seventeen. teman-temanku memberi ucapan selamat padaku pada pukul 12 malam. mereka saling berebutan ingin menjadi yang pertama. tapi terkecuali dia. ya, dia. dia sama sekali tak memperdulikan hari spesialku saat itu. aku masih tidak apa-apa, ingin marah tapi sungkan jadi kubiarkan saja. ku nikmati kebahagiaan ku waktu itu bersama orang-orang yang membuatku bahagia. dimanapun aku saat itu, dan siapapun yang memberiku ucapan, selalu, aku selalu mengumbar senyuman, aku selalu menampilkan raut bahagia di wajah walau sebenarnya hatiku amat sakit. sakit karena berharap sama kekasih yang punya hati tega untuk kekasihnya sendiri. dia benar-benar melupakan tanggal ulang tahunku. sakit memang, tapi tak apa. aku berfikir, cuman ulang tahun ini, gak perlu spesial juga gak apa, asal menjadi yang spesial untuk hidupku kelak, seperti nasi goreng yang selalu spesial dijual dimana-mana.
keesokannya adalah hari idul fitri. aku sibuk meluangkan waktu untuk keluarga besar. aku melakukan ritual adat seperti yang orang-orang lakukan di hari lebarannya. ya, aku sangat sibuk sampai-sampai tak sempat berkabar dengannya. lagian aku juga kesal dengan sikapnya yang amat cuek tak menganggapku. aku rindu padanya, tapi dia memalingkanku. yasudah aku diam saja. hingga akhirnya saat itu pukul 5 sore, aku sudah kembali kerumah mbah untuk beristirahat. cape sangat hari lebaran saat itu. ku luangkan waktu untuk mengecek ponselku. Waw! ada pesan masuk darinya. ku buka lah pesan itu. dia memanggil namaku. lantas kubalas pesan itu segera. ah, tapi firasatku berkata lain. firasat burukku muncul dan berkata kalau akan ada sesuatu buruk menimpaku. tapi aku tak tahu apa.
ya, aku benar. firasat buruk itu benar-benar terjadi. setelah lamanya 15 menit ku menunggu balasan pesan darinya, dia akhirnya membalas pesanku dengan berkata lain. dia berkata kalau katanya... "aku ingin kita udahin hubungan kita, aku ingin kita masing-masing. lagian sekarang ini aku sibuk sama pekerjaan aku, aku jarang ada waktu untuk kamu. maaf ya jadi kita masing-masing aja dulu." begitu isi pesannya.
hatiku benar berdebar amat kencang. ini bagaikan surprise terindah yang datang tiba-tiba. hatiku berkecamuk, tanpa adanya masalah diantara kita tapi dengan segampang ini dia bisa meminta hubungan kita untuk kandas? dengan enaknya dia minta untuk mengakhiri ini, memberi ucapan selamat padaku saja tidak, tapi justru diberi hadiah terindah untuk menyakiti hatiku plus plus. sakit. sakit tapi aku tahan air mataku saat itu. lantas ku jawab pesan darinya "kenapa? kan bisa kita omongin dulu. tunggu aku, besok senin aku sudah pulang. aku pingin kita ketemu dulu" rengekku begitu. tapi dengan enaknya dia membalas
"gak bisa... aku sudah sibuk sama pekerjaanku sekarang. maaf..." dia berkata begitu. aku tahu itu cuma alasannya aja. tapi memang benar, seseorang yang sudah tak punya hati mau bagaimanapun benar-benar ingin segera mengakhiri hubungan begini. hatiku kini bagaikan butiran debu, kalut, hancur berkeping keping. tapi segera masih kupikirkan hal baik nya. aku masih menahan untuk mengakhiri hubungan kita ini. aku masih memikirkan cara untuk tidak mengakhirinya dulu. sungguh. aku bodoh karena cinta.
"tidak tidak. kita harus ketemu dulu. tunggu aku sampai hari senin nanti kita akan bertemu. plis tunggu aku. jangan tega begini..." rengekku lagi. tapi tahu apa yang dia balas? dia balas begini
"sudahlah. kita sudah selesai." enteng. tak ada beban. dia bilang begitu. bagaikan tembok besar yang sedang menancap ditanah, kini tancapannya jauh lebih dalam. seakan tembok itu tak bisa ditarik kembali dari dalam tanah. sama seperti dia yang kini pikirannya tak bisa dirubah lagi. dia benar-benar tega. tak memikirkan perasaanku. kini aku tahu, dia tak mencintaiku sepenuhnya lagi. dia pergi. tak pernah kutemui lagi sejak itu. bahkan saat senin dihari itu, selalu kutunggu kabar darinya. selalu ku menghubunginya tapi tak sepersen pun dia membalas atau mengangkat teleponku. aku bagai haus akan cintanya.
"sudahlah. kita sudah selesai." enteng. tak ada beban. dia bilang begitu. bagaikan tembok besar yang sedang menancap ditanah, kini tancapannya jauh lebih dalam. seakan tembok itu tak bisa ditarik kembali dari dalam tanah. sama seperti dia yang kini pikirannya tak bisa dirubah lagi. dia benar-benar tega. tak memikirkan perasaanku. kini aku tahu, dia tak mencintaiku sepenuhnya lagi. dia pergi. tak pernah kutemui lagi sejak itu. bahkan saat senin dihari itu, selalu kutunggu kabar darinya. selalu ku menghubunginya tapi tak sepersen pun dia membalas atau mengangkat teleponku. aku bagai haus akan cintanya.
***
sakit hatiku doubel. mungkin diibaratkan besi, besi itu sudah berkarat dan rapuh. bilamana hati, hatiku sudah hancur dan mungkin hilang ketelan luka parau. kekasih mana yang tega menyakiti hati kekasihnya berulang kali? kekasih seharusnya romantis apalagi dihari besar kekasihnya, bukan justru memberi hadiah lain atau pukulan di hari besarnya. kejadian ini ibarat pelajaran bagiku, kesabaranku memang diuji tapi kesetiaanku tiada batasnya. ternyata, aku bodoh dan buta karena cintaku padanya. memang cintaku penuh untuknya tapi karena kejadian aku diputusin oleh sebab aneh darinya, hal itu membuat pikiranku terbuka, aku tahu bahwa tak semua orang benar tulus menyayangi seperti yang pernah diucapkan sebelumnnya. mungkin kata-kata awal hanya untuk mengambil hatimu, tapi setelah itu tindakannya lah yang mencerminkan benar dirinya.
cintai seseorang yang pasti, seseorang yang nantinya pasti akan menjadi jodohmu. jangan banyak memberi cinta untuk seseorang yang kini menjadi pemanis di hidupmu. apalagi yang selalu memberi pemanis kata-kata. karena semua itu hanyalah tipuan ilusi.
sakit hati ibarat tamparan. tamparan itu ibarat luka. luka itu nantinya akan berbekas. bekas itu lah yang menjadi pengalaman demi sesuatu baik yang terjadi di kehidupan cintamu kelak.
-postingan nana kali ini dibuat sengaja dengan gaya begini sebagai wujud keikutsertaan aku dalam lomba tantangan #Selfietorial #Eps3 mengenai pengalaman diputusin atau di PHP-in. semoga paham untuk pembaca dan semoga tersirat sedikit pelajaran dari pengalaman ini. okay bye bye! :)
0 komentar:
Posting Komentar