my star, my hope (cerpen)

mungkin terkesan biasa, simpel, bahkan tak mungkin untuk bisa bersama tapi kalo kenyataannya aku ingin bersama bagaimana? apa kamu mau memenuhi keinginanku? yakin? benar bisa ku pegang omonganmu?

yang kutahu hanya...

aku masih belum tau dan hanya bisa meraba bayanganmu



ku hidup sangat suka menghabiskan waktu untuk bermain di dunia maya. bukan main petak umpet atau apalah, tapi ini main dalam tulisan. tulisan dalam huruf kategori A sampai Z tapi benar benar bisa membuat hatiku meyayat. sungguh ajaib! siang itu aku tertarik melihat profilemu. profilemu yang penuh dengan lampu sorot penuh cahaya warna sungguh menyilaukan pandanganku. tapi itu mengesankan untukku. aku memberimu pesan terlebih dulu berharap kau membalas dengan sopan dan merespekku. ternyata benar! kau merespekku setelah satu jam lamanya ku menunggu. tulisan demi tulisan beterbangan dari kotaku jakarta menuju daerah tempatmu sana di bandung. ternyata kau tahu carannya bersikap baik pada seorang cewek yang tertarik padamu. ya, benar. kau really awesome!

hubungan chat kita tak hanya berpaut di satu socmed, kita lanjut ke socmed selanjutnya yang lebih dikenal. yaitu PIN! aku lupa siapa yang memulai chat lebih awal tapi yang jelas, setiap ada yang bisa dibahas entah dari kau atau aku, kita akan sama sama membahasnya bersama. disetiap huruf, disetiap kalimat, disetiap candaan kita, aku sungguh menikmatinya! dan kurasa kau juga. kupikir dari foto profilmu yang amat famous, kau akan bersikap sombong padaku, acuh padaku, bahkan kupikir kau tidak akan memandangku, tapi kenyataannya tidak. justru sebaliknya, kau memberi sentuhan bicara hangat yang sama sekali jauh dari pikiranku.

oh ya, kupikir kau buaya seperti lelaki lain, kenyataannya tidak. kau malah bicara bahwa kau tak suka bersikap buaya seperti mereka. kau juga tak suka untuk mempermainkan wanita. padahal aku tau, kau hidup di sekelilingi banyak wanita cantik yang mengagumimu. kenapa tidak? ya, kau adalah seorang..... seorang yang benar benar menjadi pengagum banyak wanita cantik.

suatu hari aku bertanya, 'kenapa kau tidak memiliki seorang kekasih?' tapi kau menjawab bahwa kau tak bisa memberikan cinta pada orang yang salah. maka dari itu sejauh ini kau belum memiliki kekasih. suatu hari juga kau berkata kalau cinta itu tak punya alasan. kalau cinta karena melihat dari sisi fisik atau biologisnya, itu karena kagum. tapi kalau benar dibuat nyaman olehnya, barulah itu cinta. mungkin aku bisa merasakan cinta dari tiap kata yang kau ringkih dan itu semua hanyalah sebatas kata. kata yang bisa membuatku teduh dalam kenyamanan kaldumu.

hingga suatu hari ku berpikir

kau benar seperti bintang. amat benderang hingga semua mata tertuju padamu dan kau bisa melihat mereka semua. kau amat menyilaukan hingga mataku teramat silau saat memikirkanmu. ibarat hatiku terkadang gundah apakah kau mau memenuhi keinginanku kalau ternyata aku benar benar menginginkanmu? dan berharap suatu hari bisa bertemu dan saling bertatap mata denganmu. itu harapanku tak sekedar rabaan bayanganmu dari jauh yang kini selalu ku bayangankan, oh bintang permata yang amat jauh.