kamu yang kulihat tiba tiba berdiri di ambang pintu sekolah. pagi itu kau amat rapih dengan seragam yang teramat putih dan celana panjang abu-abu yang membuatmu cukup maskulin. kau memasukan kedua tanganmu kedalam saku yang bolong dengan gaya rambut yang keren dan pandangan matamu yang cukup menyilaukan saat ku pandang kau dari kejauhan.
aku melambai dengan sentakan kaki berjingkat bahwa aku bahagia melihatmu di pagi yang cerah, berdiri di ambang pintu depan kelasku. kau dan aku saling menghampiri, kau tatap wajahku dan ku berikan seulas senyum yang sudah lama tak kuberikan pada siapapun. kau menyinari hariku pagi itu. kau menata rambutku dengan kasih sayang yang selama ini ku idamkan. kau... ya, dirimu... sangat bisa membuat jantungku hampir mau lepas dari sangkarnya. sungguh... senyummu bisa membuatku lemah terkulai hingga aku takut jatuh pingsan
kau berbalik meninggalkanku tak lupa kau menatapku dengan senyuman itu lagi, kau pergi sebentar dan kembali kearahku berada. kau menyembunyikan kedua lenganmu dibelakang punggungmu hingga akhirnya aku terkesima saat kau menyodorkan mawar merah delima dan sebuah boneka beruang cokelat yang kecil bertengger tulisan 'happy birthday baby. i love you'
sungguh... pagi itu kau membuatku menganga tak karuan. aku mengambil semua yang kau berikan tanpa pikir panjang aku menarikmu dalam pelukanku, aku mengecup pipimu dan mengucapkan terima kasih. kau membalasnya dengan mencium keningku dan mengacak hingga menata rambutku kembali. sungguh... betapa bangganya aku memiliki dirimu
kita berjalan menyusuri koridor atau menghabiskan waktu hari itu bersama sama. kau tak pernah diam padaku, kau selalu berkata seakan segala ucapanmu itu dapat membuatku tersenyum hingga tertawa dan aku tak pernah bosan akan hal itu. hal terindah yang tak pernah ingin ku akhiri ialah tak bisa melihatmu bersamaku lagi. kau tak pernah bosan merayu serta menggodaku atau membuatku jengkel, tapi aku tak pernah benci akan itu.
kau bagai permata hatiku, kini kau menyanyikan sebuah lagu untukku. kita duduk bersama di bangku panjang koridor saat itu, kau menatapku sesekali sambil menyanyikan lagu merdu yang aku tak tahu judulnya apa. tapi aku mendengar ada suara indah yang dapat membuat hatiku bahagia. aku masih memeluk boneka pemberianmu serta menghirup aroma mawar merah yang kau berikan tadi. kau amat teramat mengerti apa yang ku suka.
siang itu suara berisik datang dari lantai atas. diatas sana matahari begitu terik memancarkan cahayanya. aku dan dirimu berada dibawah teriknya cahaya matahari yang kurasa tak begitu panas saat itu. suara berisik anak-anak dilantai atas terdengar riuh kembali, pot bunga besar yang bertengger dilantai atas tepat berada diatas kepalaku sekitar 3 meter jaraknya terlihat goyah, aku menatapnya terus menerus, memastikan pot diatas itu benar-benar goyah atau tidak. sekali lagi pot itu goyah dan jatuh yang kupikir akan menubruk kepalaku, karena tepat pot itu berada diatasku.
jeritan dari suaraku muncul, aku jatuh ke lantai, kupikir aku akan tak sadarkan diri karena aku tak siaga dari awal bahwa bahaya akan menimpaku. aku melihat sebuah gitar yang mengeluarkan suara indah tadi terkulai dilantai didepanku. aku juga melihat...... kau..... aku melihat dia kekasihku mengeluarkan darah yang bercucuran dikepalannya teramat banyak. darah itu benar-benar bagai air yang tak tertampung lagi. butiran-butiran pot yang pecah berada di dekat kepalanya. aku tak tahu mengapa kekasihku yang mengalami kecelakaan ini. aku lemah terkulai hingga akhirnya aku tak tahu lagi apa yang terjadi....................
aku pingsan tak sadarkan diri..................................
aku bangun dari ranjang uks. kepalaku teramat berat, aku melihat bunga mawar dan boneka itu berada didekat tangan kiriku, aku meraihnya. ku ingat pada dia. dimana dia? ku mencari kemana dirinya hingga seorang temanku membawaku ke rumah sakit tempat dia dirawat. sungguh... aku terlambat. sangat amat terlambat. kau, dirinya, kekasihku, sudah tak sadarkan diri..... tak sadarkan diri lagi untuk selamanya
kadang aku berpikir, hidup ini teramat singkat untuk kurasakan mendapati kebahagiaan bersama orang yang benar kusayang. dia pergi meninggalkanku dengan kenangan indah terakhir bertemu, dan kenangan buruk yang seharusnya menimpaku. tapi justru bahaya itu malah menimpanya.
aku benci seseorang yang berisik diatas sana, aku benci mereka yang menjatuhkan pot besar itu, sungguh... aku benci. tapi sekarang, disini, dibawah teriknya matahari siang, dengan boneka beruang dan mawar yang masih dalam pelukanku, aku hanya bisa melamun kalau semua sudah terjadi, dan mau diapakan lagi?
aku hanya bisa ikhlas dan menangis.....
0 komentar:
Posting Komentar