Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Selasa, 13 November 2012

kala cinta di Bali

     Oke ini baru yang dinamakan liburan I will holiday! orang mana yang nggak senang bakal liburan? apalagi kalo liburannya diperbolehin bareng temen-temen, itu bukan seneng lagi namanya. dan kali ini aku liburan natal bareng temen-temen, karena liburnya yang panjang banget jadi holiday kali ini dibagi 2 sesi. sesi minggu pertama sebelum natalan the time with family dan after christmast, the time with friends! berhubung kemaren itu hari natal dan aku udah jalan-jalan mubeng-mubeng terus sama mama papa adek, so sekarang wakunya prepare buat liburanku di bali bareng temen-temen yang ku ajak.


      Lila emang biangnya ngaret, selalu dia yang paling ngaret dari segala makhluk ter-ngaret didunia. dan nomer dua aku-_- "sintia, ayo kapan jalan?" tanya sesi dengan lantangnya seraya menenteng koper miliknya yang super duper jumbo ini, dia memang manusia yang selalu sedikit memiliki rasa sabar.

      "nanti dulu dong, tungguin lila bentar lagi juga sampe kok" jawabku sementara yuri dan nessa masih sibuk mengecek keadaan kopernya, aku dan sesi tak sabar menanti lila.


     Tibalah lila dengan keadaan ramainya dengan koper pink seraya mengenakan accesories serba kerincing bunyinya "lil, kamu ngambil kerincingan di keretanya santa ya?"

     "hah? mana?"

     "itu di tangan banyak banget" iseng yuri, dan untuk yang satu ini temanku yang paling susah diajak serius. karena hobbynya yang nge-humor dan kadang jayus, itu yang bikin kita semua nempel sama dia.

     "huh enak aja, gelang mahal nih" bete lila, aku dan teman-teman hanya cengar-cengir saja melihatnya. konyol!


     Oke kita cus berangkat dari rumahku menuju bandara Soekarno Hatta dan langsung on the way hingga mendarat di Bali. wow, mendengar namanya aja udah ngebayangin yang enak-enak, gimana nggak? jelas bali kota yang paling terkenal sampai ke seluruh pelosok bumi loh, bule-bule banyak nimbrung disana. mereka lebih kenal bali ketimbang indonesia malah, dan eksotis banget kalau aku bisa liburan dan diijinin kesana bareng sobat-sobatku, apalagi kalau memang ketemu laki jantan nan pria yang bisa menggedor pintu hatiku, wiihh itu dahsyat.


     We arrived! begitu aku dan rombongan keluar dari pintu bandara, wiiisssh~ angin sejuk pantai langsung melansir kami. seakan kami disambut oleh mereka, pemandangan kota pun langsung terlihat. segala barang dagangan yang tertata rapi berjejer di beberapa jalanan pun terlihat, seolah mataku tak dapat menutupnya. bule-bule nan seksi pun lewat-lewatan kesana kemari berhilir-hilir.

     "mbak... mbak..." seseorang memanggil entah siapa tapi kami segera menoleh kearah suara tersebut, rupanya dari belakang. "ini kopernya ketinggalan" oh damn itu punyaku! tapi kok bisa?

     "tadi begitu mbak keluar dari stasiun, mbak langsung ninggalin kopernya. ada orang mau ngambil, langsung saya ambil duluan dan ini... saya kembalikan" ucapnya lelaki tersebut datar banget, gak ada elok-elokannya. ganteng-ganteng tapi sok jutek, ogah rasanya.


      "thanks ya" ucapku ramah. laki tersebut membuka kacamata hitamnya lalu mengambilnya dan meletakannya seraya dilipat di ujung baju depan dadanya, aku bingung setengah mati. ia menyodorkan tangannya "dean" oh ternyata ngajak kenalan. dari jauh aku melihat nessa malah cekikikan dengan lila, sementara sesi dan yuri sedang asik-asikan minum es kelapa, huh iri banget! betapa nggak haus ini rasanya, toh daritadi aku belum minum setitik air pun.

      "ini..." oh aku jadi lupa akan laki tadi, tanpa kusadari ia menyodorkanku sebungkus es kelapa, aku makin bingung setengah mati. entah datangnya darimana aku tak tau, aku hanya melongo "haus kan? gak baik loh ngga nerima pemberian orang" mau tak mau kuambil lah pemberiannya itu.

***

     Hari-hariku di bali tampak menyenangkan bersama teman-teman, selalu saja pantai menjadi tempat incaran kami. sehabis dari pantai kami selalu menuju hotel untuk membersihkan diri dan beraktivitas yang lain. sebentar lagi malam tiba, setelah malam aku dan yuri akan pergi ke pasar. bukan pasar malam, tepatnya pasar yang selalu buka walaupun malam hari. untuk membeli beberapa cemilan bali yang bisa mengunyah mulut.


     "Hai" oh dan lagi-lagi aku bertemu dengannya, lelaki yang mengaku namanya dean, yah mungkin dean. "oh hai, kok bisa disini?" yuri dengan semangatnya menjawab, jelas-jelas dean ngobrol padaku, kenapa jadi yuri yang sok akrab begini. mereka berbincang, aku hanya diam, entah mengapa rasa-rasanya jadi bete. "oh lagi mau cari makanan, kebetulan nih aku juga." ucap lelaki berbadan indah nan kulit putih bersih ini, jelas terlihat sepertinya ia bali atos. "ini makanan yang aku suka, cemilan yang setiap hari aku beli. ini paling enak, menurutku" dean menunjukkan dan mengambil satu bungkusan sachset makanan gurih itu, entah apa namanya tapi rasanya seperti ada campuran ikan udangnya. aku tak suka!


     Esoknya, kita menuju sangeh dengan bantuan si peta yaitu nessa. dia asli bali, dia memiliki saudara disini tentu jelas dia tau keadaan bali dong. "oke eveybody, sekarang kita berada di sangeh. sintia jelasin ya, sangeh ini hutan yang berpenghuni kera-kera banyak. kera-kera disini jahil loh kayak si... yuri! hehe" yuri memukulku, dasar anak ini. video camera masih terus berputar, seakan aku menjadi MC nya, menyenangkan

     "hai" siapa lagi dia? sialan, laki-laki itu lagi, dean. dan kehadirannya kini disambut semua sobat-sobatku dengan ceria "kok kalian bisa kenal?" tanyaku

     "bisa dong, semalem kan dean ngumpul bareng kita" jawab lila

     "loh bukannya..."

     "iya, abis dari pasar kan kamu langsung tidur sin, jadinya ga nimbrung bareng kita deh padahal kan ada dean" jelas yuri dan diangguk oleh nessa. dasar laki-laki ini, kehadirannya membuatku tergeser.....


      Dean pun ikut jalan-jalan ke sangeh bareng rombonganku, shit sekali rasanya, padahal liburan ini kan cuma aku dan teman-teman yang pengen ngerasain tapi kenapa harus ada makhluk tak diundang ikutan nimbrung sih? mana jantan sendiri pula dia, baru aja kenal dua hari yang lalu lah, udah kayak sok akrab uh menjengkelkan! "aku pergi dulu ya semua nanti aku balik lagi kok" ucapku dan lantas pergi.


     Lantas aku berjalan kesana kesini sendiri, menikmati pemandangan yang membuat hatiku sedikit rapuh entah karena apa mungkin karena adanya makhluk tak diundang itu. "awassss" aawww!! dean memeluk dan menarikku menjauhi seekor kera, aku melepasnya "hampir aja kamu dan tas mu dibawa kera" jelasnya

     "masa iya aku dibawa kera? lucu banget sih, kera aja takut sama aku"

     "kera takut sama kamu? hah? apa gak salah?" ledeknya yang membuatku semakin malas, oh ini sungguh malas "apa maksud kamu?"

     "kamu takut kan sama kera?" ucapnya seakan dengan senyuman sinis. dan aku makin malas akan semuanya, kulampiaskan saja segala keemosian dan kesebalanku padanya "kamu siapa sih? ngapain kamu mengacaukan liburanku sama temen-temen? kamu orang asing yang dateng tanpa diundang!"


     Dean diam "aku dean. sejujurnya aku juga gak tau kenapa aku selalu ingin ikut kalian, aku ingin melindungi kamu, sintia. tanpa kamu ngasih tau nama kamu aku udah tau kok. dan satu lagi, tanpa aku hari ini di sangeh, udah dari awal tadi pasti semua kera pada nempel di kamu" aku bingung "kok gitu?"

     "iya, karena kamu bau pisang sih. kamu pake parfum rasa pisang-pisang gitu kan?" ucapnya ketus sambil tertawa, sungguh tawa yang menyebalkan. tapi kalau dilihat-lihat tawanya yang menyebalkan itu sungguh mempersona. "untungnya dari awal aku jagain kamu..." siapa dia itu? membuatku jengkel dan kini luluh, tapi tetap aja selalu jengkel!


     Hari besok kita selalu berjalan-jalan dan tentunya dengan si penguntit yaitu dean, kian lama aku bisa menjadi akrab dengannya. gimana tidak? setiap aku marah padanya pasti selalu saja ada hal yang dapat membuatku luluh, lelucon dan tawanya yang takkan pernah kulupa. tidak terasa 5 hari sudah aku berada di bali dengan sobat-sobat, banyak kenangan dan foto-foto yang kami ciptakan dari kesibukan have fun kami, tentunya dengan dean juga mahkluk entah datangnya dari mana.


     Setelah rutinitas hari ini berjalan, sorenya kami menuju pantai jimbaran, sambil menikmati hidangan makanan khas bali. belum selesai aku menghabiskan makanan ini, dean dengan sigap langsung memegang tanganku "ayo ikut aku" ucapnya seraya menarikku "ah tapi aku belum selesai" ia tak peduli, dilontarkannya senyumannya itu padaku dan aku pun hanyut dalam halauan nya.


     Sembari berlari kecil, kutanyakan padanya "kita mau kemana? gimana dengan yang lain?"

     "udah ikut aja, yang lain masih pada asik makan. kalau udah selesai paling juga mereka kesini" oh Tuhan, dean membawaku kesebuah pesisir pantai yang sangat sepi sekali tempatnya "sebentar lagi matahari terbenam" aku melongo! "bukankah ini yang kamu ingin lihat?" tanyanya. hari yang lalu aku pernah berkata padanya ingin sekali aku melihat pemandangan ini dan ternyata satu hari ini masih sempat saja ia menggoda sobat-sobatku supaya bisa makan ke pantai agar aku dapat melihat sunset. padahal sobat-sobatku udah kelelahan loh.


     Aku diam menantikan sesuatu yang ingin kulihat bersamanya, menikmati sunset dalam kelelahan ini, menakjubkan! aku dan dean duduk tepatnya di depan matahari yang sebentar lagi akan terbenam, tentunya bersebelahan dengan dean. "sintia..." panggilnya lembut "iya?" kami diam sebentar beberapa menit "kamu suka?" hening lagi sekitar cukup lama. hm, aku menggangguk dengan senyuman khas ku. kulihat dean juga tersenyum setelah melihatku. "sintia, segalanya aku lakukan apa yang kamu ingin selagi aku bisa" aku menoleh padanya, ia menghadap dan memutar tubuhnya menghadapku, meraih tanganku dan menggenggamnya "aku suka kamu sintia"


     Apa ini? dean menyatakan perasaannya padaku, sekujur tubuhku kaku begitu pula mataku kaku yang terus menatapnya tanpa kedip dan tanpa henti, aku merasakan degupan jantung ini dan kurasa aku juga menyukainya tapi tak dapat aku kembali berkata padanya, hanya rasa senang dan gugup yang kini kurasa. ia merangkulku dan kembali menatap matahari terbenam, aku hanyut dalam rangkulannya, kurebahkan kepalaku dipundaknya, sungguh ini sangatlah surga!


     Cekrek!! Lila memoto kami, ia mengambil gambar yang paling indah, sangat indah ternyata. di hotel kami prepare untuk kembali pulang, dan tepat waktunya besok siang kami sudah cek out dan sorenya penerbangan.


     Tibalah esok, aku sedih karena tak kunjung juga kehadiran dean sampai kini. selalu ku menghubunginya tapi tak juga diangkatnya, dimanakah ia? tapi apa hak ku mencarinya padahal ia bukan siapa-siapaku? semakin lama aku semakin merasa, dikala kini aku juga menyukainya. keluar dari pintu hotel, aku menemukan dean bersama dengan seorang wanita "hai dean" kusapa dirinya, wanita itu sinis entah siapa aku tak mengenalnya "heh kamu siapa nyapa-nyapa pacar saya?" oh Tuhan apakah ini...


     Aku tak tau lagi adegan apa yang terjadi setelah aku menitikkan air mata tanpa sengaja tepat dihadapan dean, dan segera meninggalkan mereka. apakah ini? padahal aku hanya ingin pamit bahwa aku akan segera pulang dan ingin mengucapkan terima kasih atas hari-harinya, tapi... benar, sepertinya aku juga suka padanya.


     Di bandara tempat penunggu keberangkatan aku hanya duduk diam bersama sobatku yang lain, padahal masih ada sisa satu jam lagi. tapi satu jam ini kupakai lebih baik untuk duduk disini dan rasanya ingin cepat aku pulang kembali kerumah dan melupakan kenangan ini, oh itu tidak mungkin! dean berlari, berlari kearahku dan disambut sobat-sobatku. "sintia..." aku berjalan saja keluar, ketempat dimana keadaan sepi, sedikit jauh dari bandara "apalagi dean?" ia diam, hanya diam. aku tak tau raut wajahnya karena aku tak melihatnya "lihat aku" aku masih tak melihatnya, ia mencium keningku membuat seluruh mata tajamku mengarah padanya

     "apa benar terlihat aku main-main dengan perasaanku ini? aku menyukaimu dan sungguh seperti aku juga mencintaimu..." ucapnya membuatku luruh, ia memegang setiap pundakku dan mendekatkan dirinya padaku "mengertilah perasaanku, disini" ia mengambil jemariku dan menyentuhkannya tepat didepan dadanya. aku tak bisa menahan isak, apa yang ada dalam benakku sedang berkecamuk

     "aku akan pulang..." kembali aku menunduk "tak bisakah kau berkata dengan menatapku?" hatiku berkecamuk, aku takut... aku takut tak bisa bertemu denganmu lagi setelah ini. satu butir air mata menetes

     "aku juga menyukaimu dean, kelak aku takut kita tak bisa bertemu lagi" aku bisa berkata... dean memelukku, memelukku erat dalam dekapannya "ingatlah aku selalu dalam hatimu, begitu pula aku juga akan selalu mengingatmu" aku membalas pelukannya dengan isak tangis yang kutahan.


     Aku jadi teringat tentang wanita tadi, kulepas pelukannya "siapa wanita tadi? kamu ingin memperma..." ia memegang bibirku, dengan maksud menyuruhku berhenti berkata "dia hanya mantan yang sudah lama berpisah denganku" kini senyumnya meluruh "setahun yang lalu kita sudah putus, tapi dia masih terus berantusias mengejarku, dia sudah tidak menarik lagi dihadapanku, sifatnya yang sudah diluar batas membuatku tersiksa" kini hal itu membuatku semakin yakin. jelas wanita mana yang tidak ingin lepas darinya? dean sangat baik dan berwibawa, tak jarang wanita lekat dengannya


     Untuk yang terakhir kali dalam pertemuan ku dengannya, aku memeluknya. peluk perpisahan "ingat, ini bukan pelukan perpisahan terakhir ya" katanya "dan ingat, ini bukan senyuman kita yang terakhir ya" kataku. hubunganku berjarak jauh dengannya, menyedihkan sekali tapi akan aku coba untuk lebih sering-sering ke bali bila sempat ku berkunjung. Tuhan, terimakasih... aku mencintainya. terima kasih Bali...

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts