Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Jumat, 21 Juni 2019

Bisakah aku sampaikan pesan ini disini saja? Bahwa sebenarnya ku ingin ucap semua. Tapi kau pun tak pernah mengerti. Otak mu buntu. Aku jelaskan perlahan...

Kau ingat, berawal pada masa itu aku baru saja putus dengan dia yang tega. Aku disanding teman mu, digiring menghadapmu, kita berkenalan biasa saja, tapi rasanya indah. Kini, semakin kita merajut asa sampai muncul di tahun ketiga, aku mulai mengenal semuanya. Walaupun kamu juga tahu, di tahun pertama aku benar ingin menyudahi semuanya. Aku memang tak suka sikap dan caramu, itu semua yang menyebabkan ku jadi seperti ini. 

Kau pun selalu berucap, bila aku benar memihakmu maka harus ku sadari aku mengikuti mu sepenuhnya. Walaupun nurani ku mengatakan aku berusaha untuk itu, tetap saja tidak pernah berhasil. 

Sikap keras, buruk, dan isi otak mu benar tidak sepenuhnya baik. Kau mengikuti ku sepenuhnya perihal apapun itu, apa dikarenakan aku mengajakmu menjadi semua yang ku ingin maka kamu pun berhak untuk bersikap diluar batas padaku? Lantas, bagaimana mungkin aku yang seorang perempuan mampu sabar menerima semuanya? Bukankah kamu juga tahu, emosional ku bisa diujung pitam daripada apapun.

Mengapa dahulu kamu selalu terus mengajak gulat bicara sampai nyaris aku lebih memilih mati daripada hidup semati denganmu. Lantas, kau berharap aku bisa menulis cerita indah nantinya. Maka dimana letak bagian indahnya bila dahulu kamu terus menerus mengejekku perihal aku lama mengabari, kamu pun juga terus mencari alasan untuk marah besarmu perihal aku bertemu dengan semua teman-teman pria. Terlebih kamu selalu mengikut campur semua urusan pribadiku, walaupun aku tahu memang itu hak mu tapi sadarkah bahwa sebetulnya kamu mempunyai batasan untuk itu semua?

Aku memang menangisimu, itu karena rajut asa yang kita tempuh ini akhirnya harus berakhir. Mimpi-mimpi kita dahulu kala, pergi ke seluruh dunia, mempunyai mobil yang paling dahsyat, menghasilkan anak yang wajahnya tampan, dan perjuangan dari semasa kuliah dilanjut pada karir sekarang ini, bahwasannya semakin berat bukan liku liku kita? 

Hidup yang dulunya hanya berdua untuk berpergian, suka duka bosan letih senang semuanya hanya berdua. Tidak untuk dunia yang sekarang. Karena ini kah kamu justru berubah semakin amruk? Tapi selalu saja, kesalahan ku di masa lalu kau hakimi. Terlebih hubungan ku dengan yang lama bila dibandingkan dengan hubungan kita, kau selalu bilang kalau pria seperti mu jauh lebih sempurna dari apapun. Lantas, apa kesempurnaan memang hanya milik mereka yang merasa sempurna? 

Kata-katamu tanpa kusadari memang menjadi perangkap, sebuah ancaman halus yang aku pun juga tak tahu apa itu. Aku selalu takut untuk berpisahnya kita, maka itu aku selalu memaklumi segala buruknya kamu. Tapi tak pernah ku lupa dengan segala yang buruk itu nyaris membawa ku pada akhir hidup. Ibu dan adikku lah yang selalu jadi saksi mata perguncingan kita di situs obrolan sosial media. Kau pun tak menganggap hal itu adalah tekanan batin buatku, karena kamu hanya menerima pesan dari mulutku dan justru merasakan apa yang menurutmu tidak baik pada dirimu, tidak melihat aku. 

Ya... semuanya sangat disayangkan 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts