Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Jumat, 08 Maret 2019

Mengapa menyukai rasanya sesulit ini? Kalau ditanya apa jawabannya, aku pun tak tahu karena memang kosong rasanya. Hanya penerimaan yang entah berisi penerimaan sesuatu apa itu. Aku wanita dan aku pun tahu banyak wanita lainnya merasa apa bila dicinta dan mencinta, mengapa lain hal nya yang mereka rasa sama sekali bukan seperti yang ku rasa? Seperti ini kah rasanya? Aku ingin jelaskan perlahan...

Yang aku bingung adalah apakah kasihan merupakan suatu bentuk mencinta rasa. Banyak perempuan yang bila mencintai kekasihnya selalu menyebut mereka berbeda, kau pun berbeda tapi perbedaannya terletak pada kau mencintaiku seutuhnya dan kau rela mati untukku, aku pun nyaris kasihan melihatnya. Pertanyaannya, apakah mencintai perlu atas dasar kasihan? 

Perempuan suka dengan kamu yang selalu menikmati tempat dimanapun berada, kehadiran banyak orang tak mengganggu sama sekali dan orang-orang nyaman berada di dekatmu. Tapi kau tidak. Memang banyak orang suka padamu, hanya sebatas teman biasa, dimanapun kau berada, kau selalu tak nyaman dan memilih tempat sesuai kemauanmu padahal aku suka dengan segala kalangan tempat baik itu sepi atau ramai, aku menikmati kedaan dan banyaknya orang sama sekali tak mengganggu ku, kau pun tidak pernah merasakan itu. 

Perempuan menyukai laki-laki sabar apalagi saat sabar menunggu untuk mencari kata-kata yang tepat saat akan mengutarakan sesuatu. Aku tak pernah terlihat kikuk dan ragu, selama ini aku hanya diam karena aku bingung akan apa yang perlu di perbuat selagi kamu terus memuntahkan semua kata yang benar sekali itu semua bukan buatku jadi kikuk atau ragu apalagi berfikir, melainkan buatku mencukupkan semuanya untuk tak perlu ku fikirkan. 

Saat diam, seharusnya aku bisa merasa nyaman dan senang perihal itu. Tetapi saat bersamamu, diam adalah caraku untuk berhenti berfikir akan pembahasan yang akan kau ciptakan, diam adalah caraku beristirahat. Sebelum kau mulai memutar otak kembali, diam adalah tenangku dan diam adalah sahabatku. Diam ku menjadi nyaman karena aku lebih mencinta diam daripada harus memutar otak akan semua kata-kata yang kau tuturkan padaku, itu hanya buatku semakin menggila saja. 

Kalau perempuan se-mencintai itu seperti anak-anak mendengar bel pulang sekolah, itu serupa seperti sesuatu yang selalu diharapkan. Tapi sayang mengapa aku tidak? Mengapa aku tak pernah bisa menjadikan kamu sebagai harapan dan bahagia? Mengapa isi hatiku seperti itu? 

Kalau diam, sunyi, sepi, adalah sebuah sesuatu yang bisa dicinta lebih dari apapun, lantas mencintaimu seharusnya lebih dari itu bukan? Tapi sayang, mengapa sunyi sepi diam masih menjadi kesukaanku justru hadirmu mengganggu sendiri sepi sunyi ku, mengapa kau tak bisa buatku untuk lebih mencintamu daripada aku mencinta diam sunyi dan sepi? Mengapa aku masih mencinta hal-hal yang berhubungan dengan kesendirian? 

Tenang dan diam adalah suatu bentuk bagaimana seorang mencintai dirinya sendiri. Bila ada kamu, seharusnya tenang dan diam adalah sesuatu yang dibenci dan bukan kesukaan. Tapi aku masih mencinta tenang dan diam bersama dengan diri sendiri. Ini aneh rasanya. Seolah aku memang tak benar mencintaimu, mencintaimu itu amat sulit. Kau tak mudah buatku luluh padamu. Kata-kata yang keluar dari mulutmu selalu tak mampu buat hatiku kalut, melainkan aku selalu dilanda bimbang dengan apa yang harus ku perbuat. Sulit rasanya jatuh hati padamu. 


Kira-kira akan bertahan sampai kapankah?


Se-sedih ini menjadi aku.
Sunyi, diam, tenang masih menjadi kesukaanku lebih daripada aku mencintaimu. Kau adalah suatu bentuk pengganggu yang mengganggu wujud kisah kasihku pada diri ku sendiri. Ini sungguh berat untuk ku lalui dalam hidup. 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts