Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Selasa, 07 Maret 2017

Sepotong hati yang baru dari seruput kopi

Kopi itu... ada
Kopi itu lahir dari sebuah perasaan semu yang bertolak belakang dari yang namanya bahagia puncak sehingga memang diciptakan bagi mereka yang ingin merasakan intropeksi untuk diri yang sedang jemu

Seruput demi seruput, air demi air menempel di ujung pintu bibir hingga masuk ke kerongkongan dan dirasa dalam hati kembali bahwa pahitnya kopi sama dengan pahitnya hati

Tapi, semakin dalam kopi itu ditegak, kian lama rasanya kan hilang dan kembali ke permukaan tubuh tanpa rasa. Semua yang pahit kan kembali normal, karena semua itu hanyalah sesaat. Akan jemu pada masanya, hanya dinikmati saja


Siang kala itu sepulang kuliah aku mampir sejenak ke sebuah cafe yang tak jauh dari kampus. Ya benar, pop art cafe namanya. Segera aku masuk kesana memilih barisan bangku yang pantas untuk aku ratapi sejenak hingga sang pelayan menghampiri dan bertanya "silahkan mbak, mau pesan apa?" ucapnya dengan lemparan senyum yang sejuk nan hangat

Aku balas dengan senyuman kembali dan ku jawab singkat "hot cappucino" 
Pelayan itu pergi, sementara menunggu kopi ku, aku diam ratapi yang ada. Ku menengadah ke luar sana, hiruk pikuk jalanan kota yang ramai dan hangatnya cahaya dari ilahi seolah menyadarkan otak bahwa inilah hidup, segalanya penuh misteri dari ilahi yang tak seorangpun ketahui



Hatiku kelabu makanya aku berlabu kesini
Insan hati yang tersakiti akankah bisa kembali seperti semula seperti sedia kala awalnya hati terbentuk? ku rasa sulit, tapi bukan berarti tak bisa

Apakah yang buat hati terasa rapuh lebih dalam meyayat jiwa selain daripada dilukai seseorang yang kita ijinkan ini hati untuk dilukai? Rasa luka terdalam sebenarnya terjadi karena kita ijinkan luka itu untuk hinggap dihati sehingga hati terseok karena ijin dari kita sendiri 


Kalau dicerna baik-baik, hati orang mana yang ingin menyakiti hati yang lain? Itu kan terjadi bila orang itu tak punya nurani karena semestinya ajaran dari mahakuasa dilarang tuk menyakiti sesama pasti kan diingat sepanjang masa 

Menyakiti dan disakiti terjadi karena ijin dari hati sendiri. Mungkin bila di positive kan, dia tak bermaksud tuk menyakiti, tapi menjalankan perilaku itu sesuai rancangan dari semesta 

Untuk hati yang pernah tersakiti, percayalah akan timbul sepotong hati yang benar-benar baru teruntuk seseorang yang tentunya baru hinggap di kehidupan insan ini


Karena kopi yang ku pesan masih juga belum datang, lantas ku membaca novel sepotong hati yang baru penulis Tere Liye. Judul novel sesuai mengisahkan apa yang ku rasa kini lantas ku tertarik untuk membuka halaman demi halaman untuk disuap dalam perasaan kalbu ini 

Hingga akhirnya kopi itu datang
Ku tenggak, ku seruput sedikit demi sedikit seraya merelaksasi jiwa yang menelan kafein dalam-dalam. Aku merasa iba, berfikir, seolah benakku bertolak belakang dari yang ku pikirkan sebelumnya

Pantaskah? pantaskah aku memberi julukan untuk sepotong hati lama ini sengaja disakiti oleh dia? Pantaskah aku berucap demikian?

Mungkin disisi lain aku juga pernah menyakitinya, tapi aku tak sadar kesalahan apa itu. Dan disini, ditempat ini, dibangku ini, saat ini, aku sedang meratapi kesedihan ku karena disakiti olehnya yang mungkin dia sama sekali tak tahu kalau ulahnya telah membuat perihal hatiku rapuh. Untuk kesekian kalinya 


Ku tenggak dalam-dalam rasanya. Pahit. Se pahit hati yang kian lama kian sendu kian terbiasa seperti sedia kala

Ku comot sepucuk roti yang tersedia disebelahnya. Gigitan kecil pertama, bukan main rasanya. Ini manis bukan pahit

Ketahuilah, rasa-rasa kan dirasa oleh manusia. Sedari pahit kini aku merasa manis itu sejuk mengelilingi insan jiwa dalam lubuk hati

Aku berdoa kepada insani


Teruntuk segala rasa sakit biarlah semua terjadi sesuai alur darimu ya maha
Segalanya mungkin pahit sama seperti pahitnya kopi
tapi setelah dirasa dinikmati dalam jiwa, semua kan kembali seperti semula

Seperti timbul sebuah potongan hati yang baru
penuh bahagia
penuh rasa syukur
penuh kedamaian
penuh rasa terima 
dan sepotong hati yang baru itu tentunya menimbulkan rasa ikhlas yang teramat dalam untuk menerima serpihan hati lama yang sudah rapuh

Aku ikhlas agar sepotong hati ku yang baru tampak bersih untuk seseorang baru yang memang tercipta untuk setiap insani  

15 komentar:

  1. ijinkan menyimak...omong2 kopinya enak ga, atau pait?

    BalasHapus
  2. Tulisannya dalam, sastra banget =_=

    Cheers,
    http://www.adhiwahyudi.net/2017/03/why-jeans-lee-cooper.html

    BalasHapus
  3. Kakak cantik banget deh. Hehehe...

    BalasHapus
  4. eh, baru kali ini baca tulisan mba nana yang genre sastra gini, bedaaaa :)))

    BalasHapus
  5. Gabungan fotografi sama prosa. Mantap ya. Masih tetep keren nggak nih kalo ngopinya di warkop? :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah terimakasih loh. Hahaha di keren-keren kan saja sih yaaa XD

      Hapus
  6. Penggemar kopi juga toh mba nana, keren nih tulisannya udah lama ga baca tulisan di blog dengan tanpa alasan komersial. Good Job Mba !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul. Ah terimakasih banyak mas. You too ya! :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts