Aku ke JOGJA

JOGJAKARTA

Nama tempat, nama kota, nama salah satu kota ter-Hits yang ada di Indonesia nan megah ini. Salah satu destinasi yang pingin gue kunjungin bareng rekan-rekan yang ternyata hanya omong kosong belaka. Mimpi mau ke jogja ramean tapi nyatanya enggak jadi ke Jogja bareng rekan se-geng, mungkin di lain waktu ya. Nyatanya gue kesana bersama keluarga dirumah. Nan harmonis rasanya :)

Ketika Jogja bersemayam banyak kalangan manusia-manusia haus butuh hiburan mampir ke Jogja, muncul cerita-cerita baru yang dimiliki dari setiap dia yang mampir kesana. Jogja tak lagi seperti dulu, rupa dulu tapi menjadi cerita kini. Tetap menjadi tempat yang di idamkan untuk berlibur. Akhirnya aku ke Jogja 

Cerita awal ke Jogja dimulai dari minuman setenggak diatas. Rasa jeruk tapi tak asam juga tak manis, yang jelas bisa bikin kerongkorang gue dahaga. Sejuk. Minum sampai bahagia, minum sampai lupa mantan,karena aku akan ke Jogja. Ah bahagia setidaknya 

INDAH BUKAN?
Perkenalkan, namanya candi Ratu boko
Kenapa bisa dikatakan itu?
Aku juga tidak tahu 
Mungkin sih, karena tempat itu dulunya adalah istana para ratu-ratu keraton yang bersemayam untuk menjadi cantik atas keperawakan dan menjadi nenggolan nan asri.
Aku suka bangunan tak bergenteng
Lalu kalau hujan gimana?
Mungkin ditutup pakai terpal jaman dulu

Bukan main tempatnya katanya. Jujur aja nih, kalau lagi petang datang dimana senja mulai padat di sana, matahari punya sosok untuk muncul kan diri loh! Candi ratu boko terkenal bagus candinya karena kalau senja matahari bisa diliat langsung tanpa harus make teleskop. Jelas matahari kan bukan meteor. Matahari adalah raja. Rajanya planet yang bersemayam di antara angkasa untuk siapa saja boleh melihatnya tanpa harus membayar. Kecuali menyentuh. Karena kalau menyentuh dan bisa pecah, berarti membeli.

Dia enggak sendiri, cuma menikmati kesendirian.

Jalan di candi ratu boko pas siang menjelang. Panas bukan main tapi bahagia-bahagia aja tuh. Di candi rasanya panas, akhirnya lanjut ke tempat adem untuk cari angin dari keringat bandel yang melekat di kulit sukanya. Aku ke pantai di Jogja. Aduh

Masih bersama buku itu. Buku penuntun jalan ku di Jogja. Buku sumber hidup ku di Jogja. 
Jogja ini manis. Karena Jogja selalu punya cerita. Salah satunya ialah cerita Aku ke Jogja

Tepat persis ini di NOL KILOMETER di Jogjakarta
Ramai disini. Mereka berdua jadi sorotan mata pengunjung Jogja yang lalu lalang di pusat nol kilometer. Penawaran foto di foto terjadi disini. Abis di cekrek kamera tak lupa menyisihkan selembar lima atau sepuluh ribu untuk pengisi kantong mereka. Mereka lagi bekerja ternyata. 

Tempat hiburan, tempat kebahagiaan ternyata juga bisa menjadi lahan tempat pendapat masukan receh. Tau nggak kalau mereka berdua itu unik. Teriak disaat jepretan pertama, teriak lagi saat jepretan kedua, lanjut lagi sampai jepretan ketiga dan setelah itu selesai. 

Aku suka disini. Sumringah cengenges adalah pecandu disaat kaki berdiri di pusat nol kilometer tempat keramaian ini. Wahai indahnya 

Selesai sudah seharian jalan-jalan
Selfie untuk membukti kalau aku lagi bahagia
Dia, disamping pundak, namanya Titan.
Dia juga lagi bahagia 

Walau efek putih hitam, bukan berarti perjalanan ini abu abu
Perjalanan ini berwarna. Pekat. Tak terlihat warnanya tapi terasa dihati
Membekas sampai lelah tak mampu mengayuh tuk melanjut riang

Sudahi jalan-jalannya
Kembali kerumah bawa oleh-oleh untuk bekal dirumah
Sambut hari selanjutnya 
Jalan-jalan ini
Sebagai penyemangat hari esok 
Karena esok,
Akan ada cerita yang lebih baru lagi 

Akhirnya aku ke Jogja 

Perjalanan selengkapnya ada di video ini. Saksikan ya :)