pagi menjelang siang saat itu kosong, aku kosong tak ada hal untuk dinanti. cuaca bergemuruh diluar tampaknya hujan akan turun deras. ku berlalu menuju cafe yang memang tempatnya di area kampus biruku. pintu ku dorong terbuka lantas ku merebahkan badanku pada sofa kecil serta meja kayu di ujung pojokkan. menghembuskan napas meratapi keindahan luar, rintik yang mulai turun dari perlahan hingga akhirnya deras, deras tak terhingga. ku pandangi gambar minuman yang dipajang pada meja cokelat paling depan, seolah itu lah tempat dimana kau akan membeli sesuatu. aku memesan secangkir kopi. kopi yang benar kusuka.
aku mencintai dan aku juga menyukai apa yang ku lihat kini. tampak manis kupandang serta tampak hidup saat melebur masuk melewati bibir serta lidahku yang kaku. kaku karena keadaan dingin saat itu. aku membeli secangkir capucino hangat. sangat hangat untuk disedak dan sangat indah untuk isi hatiku saat itu. aku kembali tenang. aku tidak baru diputusin pacar atau merasa sakit hati, aku hanya perlu ketenangan. capucino berhasil membuat anganku kembali hidup, melegarkan segala yang menjadi milik di badanku, capucino membuat jiwaku bangun. aku tersenyum ke capucino ku seraya melihat rintik hujan yang turun saat itu. lalu aku bertanya, dimana kah mentari kini?
tampaknya mentari memang tak ingin menampakkan gairahnya. ia selalu bersembunyi dibalik awan gelap atau memang dia takut untuk keluar memaparkan cahayanya pada seisi bumi. aku butuh mentari, sungguh, aku sangat kedinginan hingga takut untuk menjadi beku kini. berikan aku sensasi kehangatan oh mentari. sekian lamanya aku bersantai bersama capucino lalu ku menyodorkan beberapa lembar uang untuk membayar itu. aku beranjak keluar, aku pergi mencari kehangatan mentari. aku ingin merasakan manisnya kesejukan mentari. ku pergi mencari tempat yang bisa di singgah. oh aku menemukan letak mentari itu! ya! aku segera masuk dan merebahkan badanku, aku mengangkat kakiku seolah kakiku juga amat kedingninan. tidak, tidak hanya kakiku yang merasakan itu, tapi seluruh badanku, seluruh organ jiwaku. ternyata capucino tak mampu membuat hangat seutuh selamanya.
aku menatap matahari dari kejauhan, tampak terlihat dan tampak hilang. ia masih malu memberikan sensasi panas sinarnya. aku merebahkan badanku hingga kian lama mataku mulai tertutup. aku merasakan sangat kehangatan dalam jiwaku. sungguh manis terasa. ternyata... mentari masih mendengar hatiku. jiwaku terasa manis kini oh terima kasih mentari
se-sejuk hangatnya sinar saat itu tapi angan tubuhku masih terasa kaku seakan capucino serta mentari pun tak mampu membuatku hangat. aku masih ingin sesuatu manis lainnya. aku bangkit bangun, menengadah menatap langit. tampaknya hujan sudah berhenti dan tak akan turun lagi, walaupun mentari tak kunjung memaparkan sinarnya, tapi tampaknya langit cerah akan segera tiba. aku tersenyum menatapnya, aku beranjak pergi ke suatu tempat. tempat indah yang mungkin orang-orang suka. sangat indah tempat itu hingga manis terasa kembali pada hariku kini. karena dingin masih meraba padaku, aku mengenakan sweater hijau hangat dan kupluk merah muda yang sangat lucu kukenakan kini. warna-warna manis itu tampak seperti candy lucu. aku semakin suka melihat warna yang kukenakan ini.
aku pergi berjalan kaki melintasi tangga demi tangga, setapak demi setapak, sebutir pasir demi sebutir, dan batu demi batu. ku lewati semua sambil membopong kamera slr favorit yang menjadi idamanku. yang kulakukan sore ini ialah mengambil gambar dari setiap gambar indah yang kulihat. wow ini sungguh manis! gambar ini indah karena pemandangan yang ku lihat sangatlah menarik. walaupun mentari sedikit demi sedikit terliihat seperti sedang mengumpat, tapi cahayanya ber-efek menjadi sebuah pelangi. banyak warna yang ku lihat membuat kameraku semakin berguna untuk memotretnya. selamat sore hai alam yang indah
masalah ku seakan kabur entah kemana, segala beban di pikiranku seakan lari dari hidupku saat ini. aku tersenyum kembali menatap cahaya di depan mata kepalaku. aku melihat air yang mengalir, air sisa sisa hujan tadi. mengalir kebawah untuk memberi kesegaran pada setiap tanaman dibawahnya. sangat cantik! tanaman itu kembali tumbuh amat manisnya. aku beranjak pergi karena hari tampaknya akan gelap sebentar lagi. aku masuk menuju salah satu tempat di jakarta, berjalan seorang diri dengan hati manis dan nafas indah yang masih diberikan semesta padaku. aku berjalan anggun hingga akhirnya ada salah satu hidangan yang sangat aku inginkan saat itu. perutku bergemuruh berisik, ternyata aku lapar.
aku masuk dan duduk di salah satu kafe. kafe itu menjual donat serta minuman. aku duduk kembali dipojokkan setelah memesan apa yang ku ingin. aku memesan donat handalan kafe itu. ya, kafe itu bernama krispy kreme sungguh pertama ku melihat donatnya, tampak manis terlihat dari covernya. ku ambil sehelai tissue putih, ku ambil donat cokelat yang kupilih, ku gigit perlahan lalu ku kunyah di dalam mulutku hingga ku masukkan makanan hasil olahan dimulutku hingga sampai lah pada perutku. sangat manis terasa! aku menyukainya aku mencintainya. donat ini tampak lembut terasa, tampak halus untuk dikunyah dan tampak berseri setelah ku mencicipnya. aku segera menyeruput capucino yang ku pesan lagi. capucino lah handalan ku. semakin manis rasanya hariku kini, semanis sutra lembut yang kini meraba pada pipi jiwaku. aku menyukai, aku juga mencintai apa yang kurasa di hari ini. aku tersenyum...
Keren, nih
BalasHapusBaru mampir udah suka sama tulisannya :)
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com
thankyou. thankyou juga udah mau mampir ;)
BalasHapus