Welcome blog Mba Nana

Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario

Selasa, 15 Desember 2020

Ramen Eksotis bikin Nagih! "Sai Ramen"

 


Itulah menu enak yang dihidangkan dari restoran makanan Jepang "Sai Ramen" yang lokasinya berada di Synergy Building Alam Sutera. Dari tampilannya aja menggiyurkan, gimana kalau cobain langsung? Ah bikin nagih cita rasanya. hehe

Jadi, Sai Ramen ini lagi viral banget dikalangan sosial media Tik Tok dan Instagram. Mungkin bagian yang handle sosial medianya memang udah jago. Brandingnya oke, iklannya mantap. Bikin orang-orang selalu berdatangan gak perduli hari kerja atau hari libur, suasana resto selalu ramai dan selalu waiting list. Karena banyak pengunjung yang berdatangan, hal ini juga jadi penyebab orang-orang yang belum kenal Sai Ramen jadi terus berdatangan karena penasaran akan cita rasa ramen itu sendiri atau penasaran akan ke viral-an sudut ramen kecil ini. 




Beginilah tampilan Bar Sai Ramen. Tersedia hanya beberapa bangku saja, mungkin hal itu pula yang jadi penyebab dari banyaknya pengunjung harus waiting list sampai beberapa jam, paling lama waiting list bisa sampai satu jam tiga puluh menit. Lumayan cukup lama untuk bersabar karena cacing di perut sudah meronta-ronta ya bun. 

Tampilan Bar Sai Ramen sendiri juga eksotis elegan. Tampilannya dinamis minimalis ala suasana Japan. Biarpun restonya berada di daerah Alam Sutera, tapi dengan datang ke Bar Sai Ramen jadi berasa kayak lagi ada di Resto Jepang beneran deh! hehe



Menu yang disuguhkan juga terbatas. Benar-benar difokuskan ke hidangan Ramen khas Sai. Minuman yang tersedia juga hanya Ocha tea yang enggak dingin. Suasananya ala ke japan-japan an, hidangannya pun juga Japan banget! Kalau biasanya aku nonton film orang Japan, mereka enggak banyak pilih varian minuman. Selayaknya minum yang sehat cuma air putih atau ocha tea. Sejauh ini aku belum pernah ngeliat mereka minum yang rasa-rasa lain kayak misalnya jus alpukat atau wedang jahe HAHAA. Oh ya, selain air putih dan teh ocha, mereka juga sering minum beer. Kita sebagai orang timur jangan mencontoh yaa. Minum air putih aja karena sumber air di Indonesia gak habis-habis. 

Well, keunikan dari Sai ramen ini yaitu kuah yang dihidangkan benar-benar kental. Kuahnya gurih, manis, renyah, bener-bener berasa beda kayak umumnya Ramen. Selain dari cita rasanya yang unik dan enak banget, kalau dilihat dari harganya "yaa ampun aku gak percaya!". Karena umumnya Ramen enak yang selama ini aku makan punya standart harga kisaran 40 ribu sampai sekitar 60 ribu an. Sementara Sai Ramen ini menjual ramen enak dengan harga dibawah standart kalangan ramen-ramen enak di muka bumi ini bun. 

Oh yaa, kalau kalian mau datang icip Sai Ramen ini bisa datang dari pukul 10 pagi sampai jam 2 siang. Jangan datang sore atau malam. Karena lebih dari jam dua siang biasanya stok Ramen sudah habis. Jadi usahain datang lebih dulu dan ikuti budaya waiting list yaa daripada datang ketika sepi tapi ternyata produk sudah habis, kan sedih yaa bun.

So, bikin penasaran gak? Selain bisa makan enak dengan harga relatif murah, kamu juga bisa foto-foto cantik lalu di tag ke Instagram SaiRamen. Lumayan untuk panjat sosial mengikuti standart era ke viral an jaman masa kini. Bisa diliat juga video aku ke Sai Ramen ya. Yuk Cekidot!!!! 


Jumat, 06 November 2020

Korean Food Cafe enak tapi aku Smaput

 



Sebelum aku bikin postingan, udah ku share lebih dulu gambaran makanan dan videonya. Semoga kalian enggak kelaperan sambil baca tulisan ini yaa. Jadi begini, hari-hari kemarin aku baru aja abis pergi ke "Kedai Roti Ibu Saya" dimana semua makanan dan minumannya itu dijual dengan harga 5 ribu rupiah. Aku order roti cokelat kacang, duh rasanya enak banget! Mohon maaf gak sempet ke foto, karena udah langsung keburu ngiler pingin dilahap. Signaturenya emang roti bakar khas yang rasanya super duper nyatu dengan rotinya. Rasa selai nya enggak bikin eneg, dan rotinya juga sedikit crunchy dan lembut. Enak banget jadi buntelan lidah. Dan minumannya ku pesan es susu cokelat. Cokelat campur cokelat, enak. Bisa di check disini (Kedai Roti Ibu Saya)

Ternyata roti dan susu cokelat aja enggak bikin kenyang, alhasil aku melipir ketempat lain. Karena pingin yang berkuah-kuah dan ada campuran korean food nya, aku pergi ke "An-Nyeong Korean Food Cafe" di Bintaro. Untuk kisaran harga buatku ini masih standart murah. Minimal harga dari lima ribu rupiah untuk es teh manis, ocha free refill cuma delapan ribu rupiah. Nah disini aku pesan ketiga makanan diatas. Yang jadi menu makan malam ku yaitu raimen atau ramyun. Rasanya enggak beda jauh kayak Shin Ramyun yang dijual di Indomart harga 12.500. Kebetulan ramyun itu memang favorit aku banget, jadi aku bisa tau ehehe. 

Pertama icip tteokpokki (kalau gak salah eja) itu rasanya enak, kenyel, manis dan sedikit pedas. Aku suka lah! Ternyata pesananannya kebanyakan, belum sampai sushinya kemakan, fix udah kenyang duluan karena ramien. Jadi ramien nya itu porsi ukuran besar, ditambah ada telur. Enak dimakan kalau emang perut dalam keadaan kosong dan lapar. Karena sebelumnya aku udah makan roti cokelat kacang, lanjut ke ramien. Alhasil tau kah apa yang terjadi? Aku smaput kekenyangan nelangsa.

Di kedai roti, adekku yaya bilang "jangan makan cokelat sama mie, nanti bisa keracunan. Gini nih kalo dikeluarga gak ada yang anak IPA, jadi asal milih apa aja dimakan!" tapi aku gak perduli, dan malah kelupaan kalau ternyata habis makan roti cokelat kacang, aku lanjut dengan makan mie. Efek samping setelah kekenyangan penuh, aku ngerasa perut udah penuh dan gak muat untuk nampung apapun lagi. Alhasil sushi dibawa pulang. Tapi untuk review keseluruhan rasa dari menu di Annyeong Korean Food Cafe ini rasanya fantastis dan enak sih. Untuk yang suka perpaduan manis pedas gurih pasti suka! 

Nah selain itu, perutku juga rasanya kayak mau meledak. Entah ledakan gas beracun atau ledakan untuk dimuntahin. Aku smaput diem aja gak bisa ngapa-ngapain. Lemes pun iya. Dari rasa kekenyangan yang pernah aku rasain, kayaknya cuma nunggu beberapa menit dan setelah agak turun, rasanya udah balik normal. Tapi ini enggak, aku udah nunggu beberapa menit tapi setelah itu malah rasa sakit yang enggak karuan. Aku pingin muntah, tapi kepikiran sayang-sayang udah makan sampai 200ribuan masa dibuang gitu aja. Aku ke toilet, tapi susah buang air besarnya. Aku buang gas, tapi cuma bisa dibuang sedikit aja. Sisanya masih banyak yang tertahan diperut. Rasanya pingin dikerokin karena kayak masuk angin. Bahkan rasanya kayak mau menjemput ajal, entah kenapa terbesit pikiran kayak begitu. 

Sampe-sampe aku bikin cuitan di twitter tentang wujud terima kasihku atas hidup yang sudah ku jalani. Entah kenapa bisa-bisanya aku bikin seperti ungkapan terakhir atas hidup. Duh nelangsa melankolis banget! Jadi intinya, jangan makan mie setelah makan cokelat atau jangan makan cokelat lalu mie dalam beberapa jam. Bahaya akut karena bisa menyebabkan kematian. Gak cuma rokok yang bisa menyebabkan kematian, ternyata cokelat campur indomie pun juga bisa. Untung sekarang ini aku sudah sembuh guys. Gak lagi-lagi deh kelaperan tingkat dewa sampai apapun dilahap. Huftt 

Sabtu, 10 Oktober 2020

Belajar bahasa Isyarat "Sunyi Coffee Fatmawati"

 


"Besok ya sekalian kita mampir ke kopi sunyi!" Kata divo dalam obrolan di grup pesan WhatsApp malam itu. Aku yang membaca isi pesannya tergidik bingung mengapa kedua temanku sebegitu penasaran sama kopi sunyi. 

Jawabku hanya, "baiklah". Keesokan pagi kami berangkat ke tempat tujuan pertama, dilanjut menuju kopi sunyi yang berada di Jl. RS. Fatmawati Cilandak Barat. Tadinya kami berniat untuk bertiga orang nongkrong di kopi sunyi, tapi ternyata teman ku satu lagi meng-cancel, jadi sisa hanya aku dan divo. Tampak depan pintu masuk kopi sunyi seperti foto diatas. Design tampak depan berhadapan dengan jejeran parkiran kendaraan. Begitu masuk, kami langsung disuguhi meja kursi tempat untuk bersantai dan tersedia hand sanitizer disana, begitu pula hiasan pajangan berupa simbol bahasa isyarat. 



Tampak ruangan depan dan ruangan dalam kopi sunyi seperti gambar diatas. Waktu itu siang hari kami keliling berkendara motor dalam keadaan panas, gersang, macet jalanan. Belok kearah fatmawati menuju kopi sunyi memesan satu signature es kopi susu, bukan main segernya. Sesekali bermain smartphone untuk sekedar update atau beralih dunia maya. Sesekali pula aku sibuk memerhatikan aktivitas disana dengan keadaan yang tidak seperti biasanya ku lihat. Ini sungguh unik! 


Itulah harga-harga minuman yang dijual. Harga standart seperti umumnya kopi shop. Ngomong-ngomong, kehidupan dalam rumah kopi sunyi ini tidak seperti saat sedang berada di umumnya Coffee shop. Pertama, para pekerja disana adalah anak-anak yang mengidap tuna rungu sehingga cara pengunjung dalam memesan kopi pun tidak harus berbicara dengan suara, karena mereka pun sulit dengar suara. Aku memesan dengan menggunakan bahasa isyarat yang telah dipajang panduan cara memesan kopi. Kami berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Otomatis untuk yang baru pertama kali coba berbicara isyarat bakal auto gugup dan ngeri salah bicara, itu wajar. Karena aku sendiri juga sambil cengengesan saat lagi memesan. Jadi lucu sendiri mempraktekan diri dalam bicara tanpa suara tetapi dengan gerakan tangan dan alunan vokal.

Lalu yang kedua, fasilitas yang disediakan disana cukup lengkap. Tersedia minuman kopi, wifi, fasilitas bangku dan meja, toilet, secukupnya untuk sekedar bersantai nongkrong tetapi nongkrong kami terasa kurang sempurna karena disana sama sekali enggak disediakan musik yang disetel. Duh! Hal itu rasanya berbeda banget sama kebanyakan Coffee Shop. Aku bergerutu secara enggak sadar "div, kok enggak ada musik ya?". Jawab divo tertawa "ya iyalah na. percuma ada musik, mereka juga enggak bisa denger". Kesimpulannya, Sunyi Coffee di Fatmawati ini memberikan kesan yang unik yaitu kopi disana tersedia tanpa bumbu suara lisan. 

Banyak teman-teman pengunjung tuna rungu lainnya yang suka bersantai ngopi disana, kami pun melihat aktivitas komunikasi yang mereka lakukan. Aku dan divo ngerasa cukup tertarik untuk lebih mendalami materi bahasa isyarat. Kita juga membaca-baca buku isyarat yang disediakan, divo mengambil alih ide untuk mengajak ngobrol salah satu pekerja bernama Razif yang akhirnya kami jadi nongkrong bertiga. Kalau temen-temen juga penasaran untuk mengenal bahasa isyarat lebih lanjut, bisa disimak video youtube di bawah. Ada beberapa kalimat pertanyaan juga yang diajari, juga nama-nama hari, nama keluarga, dan bagaimana cara kami berkenalan satu sama lain. Pengalaman unik yang belum pernah ku temui, sekaligus edukasi baru yang kita pelajari. Ini rasanya bikin seneng banget! :)





Salam dari kami yang habis belajar bahasa isyarat 

Kamis, 10 September 2020

Belanja ke "Paberik Badjoe" Bandung

Sebentar lagi, setanah air khususnya Jakarta akan memasuki masa transisi PSBB lagi. Covid 19 masih belum kelar, beruntungnya di sela-sela new normal kemarin, aku sempet jalan ke daerah Bandung buat datengin distro baju yang konon informasinya ngejual baju-baju dengan harga murah. Karena bener-bener dibuat penasaran, aku cari tahu info lebih lengkapnya dari sumber video di TikTok. Bisa di cari dengan nama "Paberik Badjoe Bandung". Begini logonya 

Paberik Badjoe Store - Clothing Store - Bandung | Facebook - 227 Photos


Paberik Badjoe ini dalam review di TikTok itu dijelasin kalo harga jual baju disana itu murah-murah, dimulai dari 9000an rupiah. Dalam video juga di spot baju dari harga 19.900. Siapa yang gak tertarik untuk rakyat pecinta hunting baju-baju kalangan murah asal nyaman dan modis dipake seperti saya? Hehehe. Habis itu, ke-ambil juga spot video sepatu adidas yang terpajang. Harga diskon sampai 400 ribu rupiah. Siapa yang gak tertarik untuk temen-temen pecinta sepatu kets? Dan fix meluncur lah aku dan temen-temen yang dibuat penasaran menuju kota bandung tercinta.  Perjalanan sekitar 3 jam an, berangkat dari kota Tangerang. Se-niat itu cuma untuk belanja baju.

Begitu tiba, toko masih belum buka. Alhasil kita menunggu sekitar 1 jam an. Enggak terlalu lama tapi terasa excited pingin segera hunting kedalem toko. Rasanya seperti... "I can't wait!!' dan memang se-excited ituuu. Pintu toko dibuka, ada peraturan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Sebelum masuk toko, kami di cek suhu tubuh dan wajib untuk cuci tangan terlebih selalu pakai masker kemanapun jejak kami pergi di dalam distro. 

Begitu masuk, wow tempatnya luas dan banyak baju dijajaki disana, keadaan toko juga bersih. Hal pertama yang bikin penasaran adalah harga bajunya berapa... Satu-persatu ku jelajahi semua kios, bingung sendiri, mikir sendiri, dan penasaran sampe bisa jelajahin semua tempat. Dalam hati nyeletuk, 'kok harganya enggak miring?' 

Harga normal kayak kios di mall dari kalangan branded. Semua baju yang dijajaki disana itu dari kalangan branded. Ada brand colorbox, the executive, dan masih banyak lagi. Tapi untuk harga, seperti blouse atau kemeja itu kisaran diatas 200ribu. Harga kaos colorbox untuk perempuan, minimal 50ribu. Untuk harga ini ku akui cukup murah. Dan baju lainnya seperti celana, benar-benar kisaran diatas harga 170ribu. Nyaris 200ribuan bahkan lebih. Untuk baju harga 19.900, itu cuma atasan tank top dan celana ketat pendek. Lebih cocok untuk baju tidur.

Dan aku berfikir, ini gak sesuai ekspetasi seperti di video Tiktok dimana kita pikir memang harganya benar-benar miring dibawah seratus ribu-an. Ku pikir Branded expayet gitu deh. Mungkin untuk konsumen yang terbiasa belanja relatif harga mahal dan brand yang bener-bener terkenal, begitu pergi ke paberik badjoe bandung bakalan jatuh cinta dan borong banyak baju. Karena lebih tepatnya, paberik badjoe itu menjual baju-baju yang mungkin sekiranya produk lama jadi harga agak jatuh, enggak seperti barang baru yang dipasarin di mall-mall. Rencana awal tadinya aku pingin sembari jasa titip ke temen-temen online, tapi ternyata harga enggak miring, cus kita balik miring ke Jakarta. Agak kecewa tapi yaudah, alhasil aku dan temen-temen sekedar jalan-jalan keliling kota Bandung dan borong sedikit belanjaan. 

Minggu, 09 Agustus 2020

Cerita perang antar saudara perempuan "LOL"

Di masa pandemik ini semoga kita semua selalu sehat. Kalau ada yang sakit, lekas banyak istirahat supaya imun bisa kembali normal. Jaga kesehatan semuanya!

Kebetulan karena lagi pandemik ini, adik kandung satu-satunya yang gue punya lagi balik kerumah karena ngejalanin lockdown dengan merantau di kampung menurutnya hal itu kurang seru, kita balik habisi waktu sekandang lagi alias satu kamar lagi untuk hari-hari. Seperti yang udah gue share di postingan sebelum-sebelumnya kalau adik kandung gue ini usianya pantaran remaja yang lagi menginjak pas 17 tahun. Di usia itu lah dia lagi pingin banget bergaya ala orang dewasa, tampilan modis, cantik, gaya supernatural, eksis sana sini sampai dikira usianya gak kalah jauh sama mbaknya! Padahal ya usia kita udah direncanakan untuk berjarak 7 tahun jauhnya. 

Saat ini gue lagi badmood perkara kalau ribut antar perang saudara perempuan gak lain dan gak bukan permasalahannya tentang baju. Aneh, biarpun usia terjangkit jauh jaraknya, tapi kalau urusan pakaian itu kita enggak beda jauh! Jelas-jelas ukurannya beda, beda 10-12 lah ya. 

Terlampir dari https://www.fimela.com/fashion-style/read/3717474/aduh-aku-nggak-punya-baju-padahal-lemari-penuh-baju-siapa-yang-sering-begini

Pernah tau yang seperti itu? Atau untuk kalian kaum perempuan pernah ngerasain yang seperti itu kah? Gue ngacung karena gue selalu ngerasain itu sis! Hahaha :(

Dan ini yang dirasain adek gue pula. Cerita pertama, waktu itu doi lagi ada janji untuk ketemuan sama temennya di mall the breeze bsd dan hari itu gue lagi keluar. Beegitu gue sampai dirumah, doi udah siap-siap tinggal nunggu abang jemputan grab dateng kerumah buat pick up dia. Yang gue kaget kalau saat itu doi lagi pakai atasan baju yang masih aktif gue kenakan. Gimana ya, biarpun gue mbaknya, pingin ngalah soal baju yang masih gue pakai itu rasanya kayak enggak terima. Gue sodorkan untuk beli baju baru, dia enggak mau, padahal sebelumnya juga gue udah bantu dia beli baju atasan baru.

Disitu kita saling melempar debat. Gue juga gak tau kenapa egoisme sebagai keperempuanan enggak bisa terima kalau gue ikhlaskan 1 baju pribadi buat dipakai dia, kira-kira ini sifat manusiawi atau enggak ya? Hingga akhirnya satu hari berlalu setelah slek perkara baju gue yang dipakai tiba-tiba tanpa perijinan. Disitu gue kurang tahu jelas apa alasan spesifik dia untuk pakai baju pribadi dengan mengubek lemari. Gue tepis segala pikiran negatif, ya udah sudah berlalu, asal tidak mengulang lagi. 

Untuk cerita kedua, sudah berminggu-minggu gue kehilangan celana lepis hitam! Stop, jangan berfikir doi pencurinya. Tapi memang alhasil gue nemuin celana lepis hitam yang ber-merk number 61 dengan size 29 itu ada dilemari dia. HMMMM. Begini cerita awalnya, ada keterlibatan nyokap dari tragedi ini. Bermula dari gue terbiasa mencuci baju sendiri sampai proses baju rapih dan bisa dikenakan lagi. Setelah gue mencuci jemur sore hari, dan di malam harinya nyokap ngeliat ada celana lepis hitam di gantungan teras rumah yang mirip atau sesuai dengan celana adek yang hilang. Tanpa bertanya dan mencaritahu, nyokap ambil celana itu dan langsung disodorin ke adek, karena dipikirannya celana adek yang hilang itu sedang gue cuci. Ah siap

Alhasil perutnya kebesaran, karena ukuran perut gue 29 dan ukuran perut adek sekitar 27. Berminggu-minggu hilang akhirnya setelah di ubek-ubek lemari adek eh ketemu lah, merk number 61 yang jadi pegangan gue kalau itu adalah lepis hitam yang hilang. Lagi-lagi jadi permasalahan atas tragedi hilangnya celana. Emang susah ya kalau jadi orang yang legowo atau yang duitnya bisa sembarang dibuang buat belanja apa aja, rasanya kayak semua barang itu judulnya barang kesayangan. Entah disini gue ngerasa ini sifat manusiawi atau bukan, atau memang lumrah dialami saudara perempuan yang era-nya enggak jauh berbeda. 

Pingin ngalah, tapi kalah sama ego yang sempat meninggi. Alhasil lagi-lagi sebagai gantinya gue dan nyokap berniat nyariin dia lepis hitam sobek-sobek yang fancy buat dipakai doi. Biarpun cuma perang perkara baju, rasanya bikin capek! Semoga kedepannya enggak ada kesalahpahaman atau slek perkara baju lagi ya. Biarpun cuma baju, begitu-begitu baju udah kayak harta karun lho! Lagi-lagi gue mengkritisi isi pikiran sendiri, yang kayak gini manusiawi kewanitaan atau memang egoisme gue pribadi? Huhuhu.
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Fransisca Williana Nana
Lihat profil lengkapku

Followers

total human

Popular Posts