Well,
"Kamu tidak harus cantik, kurus atau seksi. Jika cantik dan seksi itu adalah putih karena memakai lotion kulit, berambut lurus ala model sampo, atau kurus seperti model pakaian dalam. Kamu telah cantik dan seksi dengan segala yang kamu miliki.
Kamu hanya perlu tahu dan sadar bahwa tubuhmu adalah milikmu sendiri. Tak ada manusia yang berhak mengatur bagaimana penampilanmu, seberapa kurus kamu atau bagaimana semestinya berpakaian.
Kamu berhak tampak cantik karena kamu sadar akan potensimu sendiri. Bahwa kamu adalah penguasa tubuhmu sendiri. Kamu cantik bukan karena ingin menyenangkan orang lain. Tapi karena kamu punya sikap, pendapat dan selera akan apa itu cantik versimu sendiri yang merdeka serta berdaulat.
Kamu berhak memakai atau tidak memakai atribut keyakinan yang kamu muliakan. Kamu berhak memakai penutup aurat juga rambut karena meyakini imanmu secara merdeka. Tidak ada satu orang pun yang berhak mengatakan kamu direpresi atas pilihan sadarmu. Kamu berhak mencitai Tuhan dengan jalan iman yang kamu anggap benar.
Kamu berhak memiliki suaramu sendiri, pendapatmu sendiri dan sikapmu sendiri. Kamu punya target yang ingin kamu capai, pengetahuan yang ingin kamu pahami dan kemampuan yang ingin kamu kuasai. Kamu tidak harus mengalah kepada lelaki lemah yang takut pada perempuan cerdas dan berdaulat. Jika lelakimu lemah barangkali memang ia tak pantas kamu cintai.
Tidak ada laki-laki yang berhak dan diperbolehkan menyakitimu. Tidak ada laki-laki yang punya otoritas mengatur bagaimana kamu mesti bersikap dan berpikir. Kamu mahluk merdeka yang bisa dan boleh melawan siapa pun yang menyakitimu. Kamu berkuasa atas pikir dan tubuhmu sendiri.
Kamu harus berpendapat. Kamu harus bersuara. Tapi kamu berhak memilih untuk jadi pribadi yang santun. Kau berhak menjadi ibu. Kamu berhak tidak mau menjadi ibu. Kamu berhak untuk menjadi apapun yang kamu kehendaki. Kamu berhak ingin mengabdi menjadi istri dan tentu saja kamu boleh menolak menikah jika itu adalah pilihan sadarmu.
Tentu saja kamu berhak menjadi sensitif. Kamu berhak peduli kepada mereka yang ditindas. Kamu berhak melawan mereka yang menindas. Kamu berhak membela mereka yang jadi korban kekerasan seksual. Tentu saja kamu boleh bersolidaritas kepada mereka yang menyintas. Kamu tidak harus menunggu untuk membantu yang tersakiti. Kamu adalah apa yang bisa kamu lakukan ketika yang lain diam.
Terakhir. Bersenang-senanglah. Jangan lupa bahagia."
Dikutip dari buku eminus dolere karya Armah Dhani tentang Panduan Mempersiapkan Perpisahan.
Paragraf yang singkat tapi cukup memotivasi bagi kaum hawa yang sulit melangkah akan jalur kehidupan karena sudah dirancang seperti apa kata orang lain atau bingung melangkah karena arah jalannya sudah diatur sementara kemauan batinnya bertolak belakang. Paragraf diatas memberitahu bahwa wanita juga dapat berpikir untuk menjadi pribadi yang bebas tapi berdaulat serta santun dan memilih jalan hidup yang membahagiakan untuknya.
Bahagia selalu wanita-wanita :)
Thanks for your sharing...
BalasHapusyes
HapusLuar biasa. Suka sekali dengan tulisan ini, khususnya bagian "Tentu saja kamu berhak menjadi sensitif. Kamu berhak peduli kepada mereka yang ditindas. Kamu berhak melawan mereka yang menindas. Kamu berhak membela mereka yang jadi korban kekerasan seksual." Rasa-rasanya ini seperti tamparan halus bagi saya. Meski saya seorang pria.
BalasHapus:)
HapusAh bagua banget quotes nya Na, semua punya pilihan dan keputusan yang penting kita sehat dan bahagia ya Na
BalasHapusBagus ya san. Iya apapun pilihannya yang penting selalu sehat dan bahagia
HapusMemotivasi banget Na, quotes ini bisa mematahkan kalau standar cantik itu ga harus putih, tinggi langsing & berambut lurus. Cantik itu sepenuhnya jika kita bisa bahagia dengan diri kita sendiri ya, nggak perlu jadi cantik buat orang lain.
BalasHapusIya betul mba! Standar mereka bukan berarti jadi standar kita juga ya
HapusKutipan yang menarik dan super bagus. Terima kasih telah berbagi, Mbak Nana. Salam kenal.
BalasHapusSama-sama mbak Nur.. Salam kenal ya mbak
HapusWanita memang harus seperti itu :). Berani mengutarakan apa yang dimau. Jangan hanya diam saja dan terlalu manut. Tapi aku rasa, pendidikan dan pengaruh keluarga juga sangat berperan sih dengan karakter anaknya. Kalo dr kecil terbiasa ditekan dan tidak boleh mengeluarkan pendapat sendiri, sampe gedepun biasanya akan begitu. Ga berani menyatakan :(
BalasHapus