Seperti biasa setiap hari Jumat malam sepulang kerja biasanya gue arif dan divo tengah kumpul melakukan ritual pemanggilan arwah nongkrong bersama sambil melakukan atau bicarakan sesuatu. Untuk sebelumnya, gue arif dan divo rajin pergi ke gym setiap jumat malam, tapi entah mengapa akhir-akhir ini kami lupa kebutuhan olahraga bareng tapi justru lebih ingat untuk kumpul ditempat yang ada makanan atau minumannya π. Maklum, faktor umur kebutuhan sekunder terus menggebu. Padahal olahraga juga sama pentingnya.
Karena libur lebaran yang sedikit agak lama, gue BM minum coklat hangat di Es Coklat Impian selain tujuannya untuk minum coklat sembari celup-celup roti asinnya, gue juga menikmati ambience obrolan santai dengan teman cerita π«
Ngomong-ngomong, es coklat impian ini beneran enak banget! Coklatnya benar-benar terasa. Gue lebih suka coklat hangat dipadu roti asinnya. Kalau mau makan roti, coba sambil di celup ke coklat hangat. Dan saat dimasukkan ke mulut, cita rasanya medhogg!
Roti asin dibalut coklat ya seperti itu rasanya. Lalu jangan lupa minum air putih untuk menetralkan lidah. Untuk harga Coklat hangat kecil (free roti) harga 10.500, untuk coklat ukuran sedang harga 15.500 dan ukuran large 19.000. Berbeda dengan coklat dingin yang kecil harga 6.500, sedang 13.500 dan besar 17.500.
"Gue bingung nih..." ku buka mulut sebagai awal topik obrolan "bingung dicoba atau enggak ya?" ini adalah cerita dalam hal pekerjaan.
"Kalau kata gue coba aja, biar tau disana kayak gimana dan sejauh mana yang bisa lu dapetin" saran divo. Oh iya benar juga "Mencoba gak ada salahnya" πππ
Lanjut ke topik lain "Gimana kemarin ke Yogya seru kahhh?" ganti pertanyaan mengarah ke divo. Jawabnya, "Biasa aja. Jalan-jalan sambil bawa laptop. Gue ada kurang sreg sama lingkungannya hanya karena kejadian lalu yang nyeritain si 'dia' resign alasannya gara-gara gue" diseruputnya es coklat divo
"Tebel-tebelnya muka aja gue" Divo lanjut menceritakan kisahnya dan kita menyimak. Berbagai energi baik positif dan negatif tersalurkan, setidaknya teman cerita bisa menjadi pelipur untuk berbagi energi dan memperbaiki mood hati selain halnya makanan.
"Kalau kata gue sih lu enggak salah. Orang kalau mau resign ya karena memang mau resign, alasannya gara-gara lu itu cuma alasan doang. Bisa-bisanya dia resign dengan nyalahin orang. Apapun masalahnya, kalau itu orang gak kuat ya dia memilih out." Gue memangkas. Kami semua mengangguk.
Dan obrolan terus berlanjut hingga roti asin sisa sedikit. "Eh ternyata disini ada seblak. Cobain ah!" gue beranjak membeli seblak, setelah dicoba ternyata rasa kencurnya terasa banget. Seblak rasa minum jamu, tapi keseluruhan tetap enak karena ada rasa asin gurih dan topping-topping lucu yang enak dimakan. Lagi-lagi kebutuhan sekunder terus membabi buta ingin dipenuhi.
"Kenapa ya kita udah gak kayak dulu? Misal hari ini bilang hunting foto yuk besok! Besoknya langsung gas dan preparing mantep tanpa kurang apapun. Bahkan sekarang, kalau bilang hunting yuk besok, gue pribadi juga udah capek duluan HAHA" arif mengangguk "malah kita lebih banyak ngobrol yang terjadi di siklus sekarang. Tentang kerjaan dan masalah lainnya"
Arif angkat suara "Iya lah na, siklusnya udah beda. Dulu kan belum kerja dan banyak waktu kosong, kita juga gak ada pikiran kedepan kayak kehidupan dewasa sekarang. Sekarang pun, gue mau nongkrong sama temen-temen sepantaran gue aja juga susah. Grup pun juga sepi"
"Oh ya gimana kemarin lebaran, pada main kah temen-temen sepantaran lu?" Tanyaku, arif sendiri usianya lebih tua sekitar 3 tahun diatas gue dan divo
"Nah pas lebaran kemarin grup jadi rame saling ngucapin Minal Aidin. Abis itu dilanjut pertanyaan 'bro, gimana kabar anak lu? Sehat?' hahaha obrolannya nanya kabar keluarga temen. Udah gak ada ajakan main juga karena sibuk dan yang di prioritaskan udah beda." tutur arif si paling senior daripada kita berdua.
"Bahkan nantinya kalau siklus kita udah beda, udah saling sibuk masing-masing belum tentu juga bisa kumpul kayak sekarang ini. Kumpul pun bisa, tapi pasti jarang atau pas ada momen tertentu." Hmm gue berdeham π
"Iya ya! Kenapa menjadi dewasa itu kayak begini??" Gue menggerutu "Tapi ini pilihan. Ada orang yang gak mau adulting yah mereka tetap jalani hidup semaunya, tapi enggak dengan lingkungannya yang udah berubah" Dari sini gue jadi mikir, kalau nanti saat menikah dan beranak, mungkin siklus juga akan berubah.
Pertanyaan untuk diri sendiri, kapan siap untuk memulai adulting? Kayaknya gak semua orang siap kalau dipikirkan, tapi dijalani aja. "Kalau lu takut ya lu gak akan jadi nikah. Gak usah takut, jalanin aja. Begitulah adulting" Tutur arif si paling senior.
Itu sebabnya setiap tahun manusia merayakan hari ulang tahun, sebagai bentuk perayaan untuk menyemangati dan mendukung perubahan siklus hidup untuk kedepannya ππ
Being an adult is a must, don't be worry